PANDEGLANG – Sejumlah petani sayur asal Desa Nanggela Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan anjloknya harga sayuran. Akibatnya, hasil panen tidak sebanding dengan biaya operasional yang mereka keluarkan.
Salah seorang petani asal desa Nanggela kecamatan Cikeusik, Sarma (47) keluhkan harga sayuran yang sangat murah dari para tengkulak, padahal saat ini harga pupuk sangatlah mahal mencapai Rp500 Ribu per 50 Kilogram (Kg).
Baca Juga :Pemdes Karya Utama Siap Laksanakan Pembangunan Embung
“Harga sayuran tidak stabil. Untuk timun Rp700 kg dan Terong Rp1000 kg. Padahal harga pupuk mahal, kami terpaksa jual ke tengkulak karena tidak ada akses lagi,” kata Samra, Rabu (22/11/2017).
Sarma meminta agar Pemkab Pandeglang mencari solusi atas persoalan yang dihadapi para petani, agar para petani di Pandeglang tidak di bodohi oleh tengkulak.
“Selama ini pemkab Pandeglang selalu menggadang-gadang sayuran adalah produk unggulan tetapi pemerintah tidak ada perhatian lebih untuk petani,” kata sarma.
Terpisah, Dede Parman salah satu aktivis pandeglang meminta Bupati Pandeglang, menggerakkan kembali pasar tani yang pernah digelarnya di Alun-alun Pandeglang pada awal tahun 2017 lalu, karena menurutnya pasar tani yang diadakan jangan hanya sebatas seremonial belaka.
“Bupati Irna pernah mengharapkan agar pasar tani jadi agenda rutin bulanan agar petani bisa menjual langsung kepada konsumen, namun sampai saat ini pasar tani itu tidak ada. Semoga pemerintah bisa membina masyarakatnya,” ungkapnya. (*/Achuy)