Soal Data Korban, Sekda Pandeglang Mengamuk di Posko Bencana Tsunami

PANDEGLANG – Data korban meninggal tidak singkron dengan di lapangan, Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang marah-marah di posko utama penanganan bencana alam yang berlokasi di Desa Kalang anyar, Kecamatan Labuan atau tepatnya di kantor persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Kemarahan sekda pandeglang tersebut, karena catatan data korban meninggal dunia dan rumah-rumah penduduk yang terdampak Tsunami tidak sesuai dengan data dilapangan. Salah satu contohnya yakni jumlah korban meninggal di Kecamatan Sumur.

Ketika tiba di posko terpadu, Sekda melihat jumlah korban meninggal dunia di Kecamatan Sumur hanya berjumlah 45 jiwa. Sedangkan kerugian materil berupa rumah rusak hanya 13 unit.

Padahal, jumlah korban meninggal di Kecamatan Sumur lebih dari 69 jiwa dan rumah rusak mencapai 289 unit. Sehingga wajar apabila Sekda merasa kesal dengan data tersebut.

Mengingat dia adalah salah satu petugas yang selalu bersiaga di Sumur sejak hari pertama peristiwa tsunami melanda Pandeglang, Sabtu (22/12/2018). Bahkan, dia pun terjun langsung untuk menangani serta mengevakuasi korban meninggal.

“Data yang dipublish ini jauh sekali. Padahal kondisi di Sumur parah sekali, baik korban maupun kerugian materil. Data ini kan dipublish, dipampang dan bisa dikutip oleh media. Jika keliru dan berbeda seperti ini kan berbahaya,” kata Sekda kesal.

Sekda mengakui jika secara hirarki, aparat kecamatan yang harus melaporkan data korban setiap harinya. Namun disatu sisi, dia memaklumi kondisi aparatur di kecamatan yang tidak sempat melaporkan. Sebab, mereka sibuk untuk membantu proses evakuasi dan penanganan korban.

“Mungkin di situ yang harus melaporkan adalah pihak kecamatan, tetapi kita ketahui aparatur di kecamatan dan staf di Sumur itu sebagian kena musibah jadi mungkin tidak sempat melaporkan,” ujarnya.

Kendati begitu, Fery memandang semestinya instansi lain bisa ikut memberi laporan. Lantaran penanganan bencana di Sumur juha ditangani oleh instansi lintas bidang, dimana mereka juga punya perwakilan di posko utama.

“Ini kan bencana nasional, semua instansi kementerian menjadi perhatian mereka dan disetiap posko mungkin terwakili beberapa unsur,” tuturnya.

“Teman-teman media kan juga ikut mengabarkan dari sana, bisa menilai menganalisa seharusnya pola kerjanya seperti apa. Rekan media kan selalu update apa yang terjadi di Sumur,” sambung Fery yang masih kesal.

Sekda melanjutkan, kekeliruan data korban bisa saja terjadi terhadap kecamatan lain. Karena bukan tidak mungkin, petugas tidak memperbaharui data korban secara keseluruhan.

“Saya kira bisa saja terjadi kekeliruan seperti di Sumur. Karena ini menyangkut data yang memiliki konsekuensi. Jangan sampai korban yang terdampak tidak terfasilitasi. Jika data korban tidak akurat seperti ini, maka bisa menjadi kerugian, karena bisa saja korban meninggal tidak mendapat asuransi atau santunan,” terangnya.

Namun begitu, Fery enggan menyalahkan siapapun. Baginya, ini menjadi bahan evaluasi untuk segera diperbaiki. Supaya kedepannya, tidak ada lagi data yang simpang siur.

“Ini menjadi bagian daripada koreksi maupun evaluasi. Mudah-mudahan bisa diperbaiki agar lebih akurat,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi Informasi Sandi dan Statistik Diskomsantik Pandeglang, Yahya Gunawan Kasbin yang juga sebagai Kabid data, informasi dan Humas di Posko utama penanganan bencana tsunami selat Sunda, membantah jika data yang sajikan di media center sudah valid.
” Untuk data yang meninggal kita ambil itu sumbernya hanya dari badan Search and Rescue Nasional ( Basarnas), karena Basarnas yang hitung. Kalau ada laporan dari lapangan tanpa adanya data kita tidak akan kita rekap. Karena tidak tidak ada kejelasan. Tapi jika laporannya dari tim evakuasi Basarnas itu datanya lengkap, misalnya mayatnya yang mana, siapa yang menemukannya dan siapa yang bawa ke RSUD Berkah,” bebernya.

Masih kata yahya, semua data yang di keluarkan oleh posko utama penanganan bencana alam tsunami ini semuanya harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Data yang kita keluarkan di posko utama ini semuanya harus bisa dipertanggungjawabkan,” bebernya. (*/Gatot)

Data KorbanSekda Kabupaten PandeglangTsunami selat Sunda
Comments (0)
Add Comment