CILEGON – Walaupun Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di Kota Cilegon terbilang masih lama, namun nuansa persaingan politik untuk memperebutkan posisi orang nomor satu di Kota Cilegon ini sepertinya sudah mulai menghangat.
Bahkan hanya karena undangan kegiatan sosial keagamaan berupa Pengajian, Dzikir dan Do’a bersama yang akan diselenggarakan oleh Lurah Pabean, Hidayatullah, yang kebetulan mengundang politisi PDIP Reno Yanuar yang digadang-gadang sebagai bakal calon Walikota Cilegon, saat ini surat yang beredar itu menjadi ramai diperbincangkan di Media Sosial Facebook.
Baca Juga : Murojaah dan Doa Bersama Kodim 0623 Cilegon Diikuti Ratusan Ulama dan Santri
Adanya tertulis kata “walikota” dibelakang nama Reno Yanuar dalam undangan itu, sampai menjadi viral yang memicu sindiran-sindiran pedas sampai ledekan nynyir dari beberapa status dan komentar akun Facebook yang diketahui beberapa diantaranya adalah politisi pendukung kepemimpinan Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi.
Dalam undangan yang dibuat oleh Lurah Pabean Hidayatullah, ditunjukan untuk Majlis Dzikir Nurul Hikmah dan Srikandi Sahabat RY (Reno Yanuar). Kegiatan rutin yang biasa digelar di rumahnya dan pada acara tanggal 19 Agustus nanti sekaligus dalam rangka perayaan HUT RI ke 72 dan juga HUT Lurah Pabean yang ke-38 tahun.
Ketika coba dimintai tanggapannya terkait undangannya yang banyak diperbincangkan kalangan politisi di Medsos tersebut, Lurah Pabean Hidayatullah, mengatakan, bahwa undangan tersebut bersifat khusus untuk mengundang Srikandi Sahabat RY dengan Majlis Dzikir Nurul Hikmah.
“Owh, tu kegiatan pribadi. Acara rutin dzikiran setiap malam Minggu, sudah berjalan satu tahun, kebetulan untuk malam Minggu besok dirangkai dengan do’a bersama ultah saya yang ke 38. Dihadiri oleh warga, dan jamaah Majelis Dzikir Nurul Hikmah. Undangan itu khusus ditujukan kepada Srikandi Sahabat RY yang saat ini telah menyatu dengan Majelis Dzikir Nurul Hikmah,” ujar Hidayatullah, kepada Fakta Banten, Jumat (18/8/2017).
Lebih lanjut, Lurah yang sering dipanggil Bung Dayat ini mengklarifikasi kalau penyebutan kata ‘walikota’ dalam undangannya namun bukan ditujukan kepada Tb Iman Ariyadi, dan akhirnya menjadi sorotan kalangan politisi Kota Cilegon.
“Dzikir dan do’a bersama itu rutin saya selenggarakan di rumah saya. Sudah berjalan satu tahun, dan yang hadir itu siapa saja. Kebetulan untuk malam Minggu besok kita undang Sahabat Srikandi RY dan Walikota #RY. Karena RY juga sebagai pembina Majelis Dzikir. Di majelis dzikir itu biasa menyebut pembinanya dengan istilah pemerintahan. Dan itu hal biasa seperti halnya Walikota LIRA, Presiden FIFA dan lainnya,” tegas Bung Dayat.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ustadz Misja Arifin, Pendiri Majelis Dzikir Nurul Hikmah yang mempelopori istilah “walikota” untuk menyebut pembina yang sudah bergabung mengikuti Majelis Dzikirnya.
“Istilah ‘walikota’ itu bermula dari saya. Untuk menyebut pembina yang sudah bergabung dengan Majelis Dzikir. Julukan itukan bisa menjadi Do’a,” terang Ustad Misja. (*)