CILEGON – Edi Sufandi, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Kota Cilegon menyayangkan statement dari salah seorang pengurus DPC PPP yang mengatakan akan mengusung dan mendukung calon ketua partai yang berlatar belakang santri.
Menurutnya siapapun berhak mencalonkan diri dan dicalonkan untuk menjadi Ketua DPC PPP, dan tidak harus berlatar belakang santri. Yang terpenting paham organisasi, dan mampu membawa partai ke arah yang lebih baik.
“Siapa pun yang akan maju dalam pencalonan ia harus punya prestasi dan reputasi bagus, mampu merangkul dan diterima segala golongan. Jadi tidak asal, dan hanya baru punya modal semangat saja,” katanya kepada Fakta Banten, Rabu (30/12/2020) malam.
Eday sapaan akrab dari Edi Sufandi juga menyayangkan statement Kang Ubai yang mendorong bahwa Muscab PPP Kota Cilegon akan dilaksanakan pada akhir Januari 2021. Menurut Eday apa yang dikatakan itu tidak benar dan terkesan mengada-ngada.
Eday menilai Kang Ubai tidak paham tentang mekanisme organisasi.
“Kata siapa Muscab PPP akan dilaksanakan bulan Januari, baca dong tatibnya, di AD/ART kan ada di situ dijelaskan, saat ini DPP baru selesai Muktamar, setelah Muktamar baru Muswil, setelah Muswil baru Muscab, proses itu masih lama,” ungkap Eday menegaskan.
Diberitakan sebelumnya, jajaran kepengurusan DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Cilegon ramai-ramai mengusung dan mendukung Ustadz Mahyumi yang berlatar belakang dari Kaum Santri untuk menduduki kursi Ketua DPC PPP Kota Cilegon periode 2021 – 2025, yang akan ditinggalkan Syihabudin Syibli.
Keputusan mendukung Ustadz Mahyumi maju menjadi calon ketua Partai berlambang Ka’bah itu dikabarkan telah mendapat persetujuan dari Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga salah seorang petinggi DPP PPP asal Banten, Haji Mardiono. (*/Red/RT)