SERANG – Rencana perluasan penambangan batu di Gunung Gede dan Gunung Merdeka di Banten Utara terus mendapatkan penolakan warga dua kecamatan, yakni Puloampel dan Bojonegara, Kabupaten Serang. Hal itu terungkap dalam rapat yang diinisiasi para pemuda, di Desa Sumuranja, Sabtu (22/9/2018) malam.
Warga bersikap tegas bahwa kondisi alami kedua gunung tersebut harus tetap dipertahankan. Karena selain berfungsi utama sebagai kawasan hijau dan serapan air, Gunung Gede dan Gunung Merdeka memiliki nilai historis perjuangan warga Banten dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Koordinator Pemuda, Fitrotul Islam, dalam pertemuan tersebut mengatakan, para pemuda akan berkomitmen untuk melakukan penolakan perluasan penambangan batu.
“Kami segera berkoordinasi dengan desa dan masyarakat untuk melakukan penolakan tersebut dengan pengumpulan tanda tangan sebagai bukti penolakan,” kata pria yang akrab disapa Kang Pipit ini.
Menurutnya, tanda tangan masyarakat akan menjadi bukti konkrit aksi penolakan ketika mediasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya.
“Para pemuda terus berupaya berjuang, bahkan akan melakukan penurun massa apabila pemerintah dan pihak terkait tidak memenuhi apa yang menjadi harapan masyarakat,” tegasnya.
Perwakilan pemuda lainnya, Alhasbi, bahkan masyarakat menuntut dilakukannya penghijauan untuk area-area yang selama ini telah dilakukan penambangan.
“Area itu harus dikembalikan sebagai kawasan resapan untuk meminimalisasi terjadinya longsor dan banjir, termasuk normalisasi saluran air,” paparnya.
Diketahui, kini perbukitan di sekitar Gunung Merdeka dan Gede sudah dilakukan penambangan sejak beberapa tahun terakhir, dan rencannya akan merambah ke kawasan Gunung Gede dan Gunung Merdeka seluas sekitar 164 hektar.
Beberapa desa yang terdampak akibat penambangan di antaranya Desa Sumuranja, Desa Gondara, Desa Ampel, Desa Candi, Desa Pengarengan, dan beberapa desa lainnya. (*/Ilung)