SERANG – Spanduk penolakan rencana deklarasi #2019GantiPresiden yang mengatasnamakan warga Banten terpampang di pagar pembatas Jalan Veteran, sekitar Alun-Alun Kota Serang pada Senin (6/8/2018).
Dalam spanduk penolakan itu bertuliskan ‘Warga Banten menolak kedatangan rombongan #2019GantiPresiden karena membuat rakyat terpecah. Jangan mau diadu domba’.
Ketua panitia deklarasi #2019GantiPresiden, Sudrajat Syahrudin mengatakan, spanduk tidak dikenal yang terpasang itu merupakan bentuk perhatian pada gerakan #2019GantiPresiden.
“Kami kira ini bentuk perhatian dan kasih sayang dari warga Banten yang tidak mau disebutkan namanya. Kalau dalam terminologi infak ada istilah Hamba Allah, yaitu orang yang mengeluarkan infak dan menuliskannya di kertas daftar pemberi infak tapi tidak menulis nama asli, melainkan ia tulis hamba Allah,” katanya.
Ia meyakini si pemasang spanduk memperhatikan gerakan itu dengan ikhlas. Sehingga enggan untuk mencantumkan namanya dan hanya mengatasnamakan warga Banten.
“Ya tentu kami selaku pihak yang tertolak menghaturkan banyak terimakasih dengan beredarnya spanduk penolakan tersebut. Kami kira ini bentuk perhatian dan kasih sayang dari warga Banten yang tidak mau disebutkan namanya,” tuturnya.
Sudrajat pun mempertanyakan siapa yang memasang spanduk penolakan tersebut karena sudah membawa nama warga Banten, padahal diakui dirinya pun merupakan warga Banten.
“Harus jelas dulu siapa warga Banten yang menolak rombongan #2019GantiPresiden. Di spanduk kan bertuliskan warga Banten, sedangkan saya sendiri warga Banten,” tegasnya.
Sementara itu, Humas Panitia Deklarasi #2019GantiPresiden Khoirul Umam mengatakan, spanduk itu terlalu mengada-ada dan provokatif. Menurutnya siapapun yang berbeda pilihan harus bisa menghargai pilihan orang lain.
“Sebaiknya kelompok lain yang yang berbeda posisi politik dengan kami memakai cara-cara elegan dan mendidik, agar sama-sama masyarakat cerdas memandang dinamika dan perbedaan sikap pada pilihan politiknya,” kata Umam.
Menurutnya dalam negara demokrasi perbedaan dalam pilihan harus dihargai sebagai kekayaan yang harus dijaga. Karena hal itu sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan Ideologis dan Konstitusi.
Dituturkan Umam, terkait tidak adanya izin tempat pihaknya tidak mempermasalahkan dan tetap akan melaksanakan deklarasi di tempat lain.
“Deklarasi #2019GantiPresiden akan tetap kami laksanakan, bila pun Alun-alun tidak diizinkan Pemkot Serang kami hargai dengan segala argumentasinya. Soal tempat itu teknis kita akan pakai tempat lain,” tuturnya.
Ia pun berharap kepada lembaga-lembaga independent seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar tetap menjaga kondusifitas menjelang Pemilu 2019 mendatang.
Kepada lawan politik yang mendukung Capres incumbent, Umam menyampaikan jangan merasa paling mencintai NKRI dan Pancasilais, karena menurutnya pihak dari #2029GantiPresiden pun adalah warga negara yang sama.
“Bila yang mendukung incumbent merasa cinta NKRI, kami pun sangat cinta tanah air Indonesia ini, Insya Allah kami sudah sangat paham tentang Pancasila dan NKRI harga mati,” tuturnya.
Deklarasi #2019GantiPresiden, Kata dia tidak terafiliasi dengan partai politik ataupun kandidat Capres. Tetapi murni dari kesadaran yang menginginkan perubahan.
“Ini kami lakukan secara sadar sebagai masyarakat yang melek politik terlebih dikaitkan dengan gerakan khilafah itu terlalu mengada ada,” ujarnya. (*/Ndol)
[socialpoll id=”2513964″]