SERANG – Mendapat informasi adanya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang ditempati Sarbini beserta keluarga, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, langsung menginstruksikan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Plt Sekda) untuk mengecek dan mengambil tindakan.
Rumah tinggal keluarga Sarbini yang beralamat tepatnya di Kampung Palembangan, Desa Dukuh, Kecamatan Kragilan, seperti diberitakan di sejumlah media layaknya seperti kandang kambing, dan memang sangat memperhatikan.
“Persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Serang merupakan salah satu prioritas yang harus diselesaikan. Saya sudah instruksikan, segera perbaiki rumah keluarga Pak Sarbini. Segera, tidak boleh ditunda,” ujar Tatu melalui press rilis yang disebarkan melalui media sosial, Selasa (1/8/2017).
Tatu menjelaskan, persoalan RTLH menjadi prioritas, di Kabupaten Serang saat ini ada sekitar 12.700 rumah warga miskin yang perlu penanganan dan perhatian Pemkab Serang.
Lebih lanjut, ia mengatakan, proses perbaikan RLTH dilakukan secara gotong-royong, mulai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang, APBD Provinsi Banten, Anggaran Pembelanjaan dan Belanja Negara (APBN), sumbangan anggota Korpri, Baznas Kabupaten Serang, dan dana sosial perusahaan seperti CSR Bank BJB.
“Bahkan dalam proses perbaikan melibatkan Kodim 0602/Serang. Saya (Bupati-red) sudah instruksikan seluruh camat untuk mendata RTLH paling parah. Paling prioritas untuk diperbaiki. Jika camat tidak peka terhadap kondisi masyarakat, silakan mundur,” ungkapnya tegas.
Sementara terkait anak-anak Sarbini yang putus sekolah, Tatu mengungkapkan, akan difasilitasi untuk mendapatkan pendidikan, apalagi Pemkab Serang sudah punya program beasiswa untuk warga miskin.
“Berulangkali pula saya sampaikan, tidak boleh ada anak yang putus sekolah. Jika ada segera laporkan dan wajib disekolahkan. Kita punya beasiswa untuk membantu warga miskin,” pungkasnya.
Sementara diketahui dari pemberitaan sejumlah media massa, bahwa nasib kurang baik dialami oleh Sarbini (50). Selama bertahun-tahun warga Kampung Palembangan, Desa Dukuh, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang ini diketahui hidup di gubuk bekas kandang kambing dengan luas sekitar 3X3 meter.
Buruh serabutan ini tak tak memiliki biaya untuk membangun rumahnya yang hancur diterjang banjir sungai Ciujung pada 2013 lalu.
Sarbini dikaruniai 13 orang anak hasil pernikahannya bersama Tikah yang sudah meninggal sejak lama. Sarbini (50) saat ini hidup bersama kesepuluh anaknya, menghuni dua gubug bekas 14 ekor kandang kambing miliknya yang hilang dicuri. Parahnya kandang kambing tersebut yang hanya terbuat dari bambu, beratap terepal dan satu gubuk diantaranya beralaskan tanah. Tak Jarang saat hujan, air pun masuk kedalam gubug yang menjadi tempat tidur keluarga tidak mampu itu, melalui atap yang bocor. (*)