SERANG – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Bantu Cair Minyak (BCM) TNI Angkatan Laut yang tengah dalam proses pembuatan di galangan kapal PT Anugrah Buana Marine (ABM) Shippbuliding-Repair di kawasan Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, dikabarkan tengah dipotongi dan ada dugaan pencurian pada sejumlah bagian-bagian di kapal tersebut.
Diketahui, kapal BCM yang dimulai pembuatan tahun 2012 lalu merupakan pesanan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan), namun ternyata proses pembuatannya tertunda dan mengkrak hingga saat ini.
Kabarnya perusahaan galangan kapal tersebut mengalami pailit sehingga kelanjutan pembangunan KRI BCM I ini terbengkalai, bahkan keberadaannya di lokasi galangan kapal tidak ada petugas keamanan menjaga aset tersebut.
“Bang di ABM ada pencurian besi kapal milik Kemenhan, tolong diekspos itu barang milik negara,” ungkap narasumber yang enggan disebutkan namanya kepada faktabanten.co.id, Rabu (26/6/2019).
Pada tahun 2013 lalu, pihak Kemenhan RI sempat melakukan kunjungan untuk melihat tahap perkembangan pembangunan kapal Bantu Cair Minyak (BCM I) yang sudah dimulai sejak penandatanganan berita acara pembangunan dan pengelasan lunas pertama Kapal BCM di galangan kapal pada tahun 2012. Namun belum ada keterangan lanjutan terkait proyek pemerintah ini, malah belakangan muncul isu miring terkait pencurian bagian-bagian konstruksi kapal tersebut.
“Kapal BCM ini dulunya belum beres lagi dibangun, karena project pailit belum dilanjutkan. Sekarang infonya dicuri karena gak ada yang jaga. Sudah ada laporan ke polisi,” imbuh narasumber Fakta melanjutkan.
Meski nara sumber tidak memberikan keterangan terkait siapa pelaku pencurian dan berapa banyak bagian kapal yang sudah hilang dicuri, namun ia mengirimkan foto-foto kondisi kapal dan banyaknya peralatan seperti tabung gas dan alat las di lokasi sekitar Kapal BCM I, yang diduga untuk kegiatan pemotongan bagian kapal tersebut oleh para kawanan pencuri tersebut.
“Kemungkinan baru dua hari pemotongannya, yang ada di lokasi perahu kecil memuat plat dari kapal yang sudah dipotong. Kemungkinan besi curian dibawa melalui jalur laut,” ungkapnya.
Pencurian barang milik negara ini juga kabarnya sudah dilaporkan ke pihak kepolisian oleh masyarakat setempat. Namun belum diketahui lebih lanjut apa tindakan yang dilakukan oleh instansi terkait.
Dari sejumlah sumber diketahui, pembuatan Kapal KRI BCM I merupakan program yang dirancang untuk memperkuat TNI Angkatan Laut. KRI jenis kapal bantu cair minyak ini dioperasikan untuk mendukung formasi kapal tempur TNI AL di laut.
Kapal jenis BCM diketahui memilki ukuran panjang 123.50 meter dan lebar 16.50 meter, serta mampu memuat minyak dengan kapasitas 5500 m3. Kapal BCM ini juga dilengkapi dengan sistem Replenishment at Sea (RAS) yang memungkinkan kapal ini untuk mentrasfer bahan bakar ke kapal-kapal lain dalam kondisi kapal tetap beroperasi. Selain itu, Kapal BCM ini juga mengangkut bahan basah dan kering untuk kepentingan operasi.
Fungsi KRI BCM I ini nantinya untuk membantu ketahanan kapal-kapal TNI AL yang sedang beroperasi di laut. Jika selama ini KRI yang beroperasi kembali dulu ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lain, dengan adanya KRI jenis BCM ini, kapal-kapal TNI AL tersebut bisa tetap berada di laut, jadi tidak perlu berhenti atau kembali ke pangkalan untuk sekadar melakukan pengisian bahan bakar.
Kelebihan lain yang dimiliki kapal ini yakni kemampuan daya jelajah mencapai 30 hari non-stop, dengan daya tampung kru dan personel mencapai 109 orang. (*/Ilung)