Dinasti Politik Jadi Bahasan Mahasiswa Banten

SERANG – Kumala Pw Serang dan Serikat Pemuda dan Mahasiswa Cendekia Banten menggelar diskusi publik dengan tajuk “Bahaya Politik Dinasti Terhadap Demokrasi di Banten”, di halaman Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN SMH Banten, pada Kamis, (24/11/2022).

Diskusi publik ini menghadirkan dua narasumber, yakni Direktur Eksekutif Sandekala Institut, Nedi Suryadi dan Direktur Eksekutif ALIPP sekaligus Pegiat Antikorupsi, Uday Suhada.

Nedi Suryadi dalam pemaparanya menjelaskan, bahwa sesungguhnya demokrasi memberikan peluang terhadap tumbuh dan berkembangnya dinasti politik.

Namun kata tokoh muda Banten ini, dinasti politik menjadi ancaman bagi tumbuh dan berkembangnya demokrasi.

“Ini kemudian yang menjadi paradoks demokrasi di kita hari hari ini,” katanya usai diskusi.

Nedi menerangkan, dinasti politik di Banten sudah menjadi sebuah kultur politik.

“Jika ingin keluar dari sistem dinasti tersebut, maka harus ada poros baru secara konsisten membentuk kekuatan yang mampu bersaing,” katanya.

“Jika tidak bisa keluar dari sistem dinasti, paling tidak kita mampu mendorong sistem politik yang profesional dan disiplin dalam banyak hal,” sambung Nedi.

Menurutnya, setiap kekuasaan punya potensi untuk menindas. Terlebih jika situasinya dikuasai oleh dinasti politik.

“Jika kita diam dan menjadi objek kekuasaan, control sosial menjadi penting untuk menumbuhkan budaya politik yang maju,” jelasny.

Sementara itu, Uday Suhada menuturkan, secara umum, karakteristik masyarakat di Banten masih paternalistik.

Demikian tercermin dari perilakunya yang tidak memiliki independensi dalam hal pilihan politik.

“Ini adalah warisan dari Orde Baru. Dinasti politik itu berbahaya, karena berkecenderungan perilaku koruptif. Ini adalah tantangan buat kita, sebab dinasti politik itu mengancam demokrasi,” pungkasnya. ***

Aktivis MahasiswaBantenDinasti politik
Comments (0)
Add Comment