Jokowi Kalah di Banten Akibat Caleg Koalisi di TKD Takut Berkampanye

SERANG – Pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino, mengatakan kekalahan Jokowi-Ma’ruf Amin vs Prabowo-Sandiaga Uno versi quick count di Banten karena kompilasi berbagai masalah. Kekalahan ini bisa dipastikan pengulangan pada Pemilu 2014 lalu.

Leo menilai loyal voters Prabowo di Banten sangat tinggi dan dapat dikelola baik oleh koalisi pasangan 02. Isu politik identitas juga selalu direproduksi di daerah ini untuk melemahkan suara Jokowi.

Kedua, menurut Leo, ada temuan bahwa Tim Kampanye Daerah (TKD) dan partai koalisi yang tidak bekerja optimal di lapangan. Ini nampak dan sedikitnya media kampanye yang menonjolkan pasangan Jokowi.

“Seharusnya TKD lebih militan dalam memperjuangkan paslon. Bukan malah relawan yang jauh lebih militan dari mereka,” ujarnya, Sabtu (20/4/2019).

Ia beranggapan koalisi partai di TKD Banten tidak solid sehingga berimbas pada caleg yang tidak mempromosikan Jokowi-Ma’ruf Amin. Mereka kebanyakan takut tergerus suaranya jika kampanye pasangan 01 di tengah masyarakat.

“Sebab (di Banten) Jokowi dianggap antek asing, pendukung penista agama, anak PKI dan lain sebagainya dan celakanya, itu kurang mendapat perhatian TKD sehingga minim counter terhadap isu miring,” paparnya.

Leo menjelaskan meskipun Ma’ruf orang asli Banten tapi ada juga isu-isu miring yang terus dihembuskan. Isu itu kemudian dimanfaatkan oleh pihak lawan.

“Ini digunakan untuk melemahkan suara paslon 01 di Banten,” pungkasnya. (*/Detik)

Jokowi Kalah di BantenTKD Banten Jokowi-Maruf
Comments (0)
Add Comment