SERANG – Masyarakat Banten tentu masih ingat Pantai Salira Indah, objek wisata ternama dengan pantai yang dilapisi pasir putih, pepohonan nyiur dan rindang serta ombak yang landai.
Objek wisata yang terletak di Desa Salira, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang ini, pada belasan hingga puluhan tahun silam selalu ramai dikunjungi wisatawan dari dalam hingga luar daerah Banten.
Bahkan pantai yang banyak menyimpan kenangan masyarakat Banten usia 30 tahun ke atas ini, pada massa kejayaannya pihak pengelola pantai juga mengelola kebun binatang yang menjadi daya tarik dan edukasi bagi anak-anak.
Namun sayang, seiring dengan semakin pesat perkembangan dunia industri di kawasan Kecamatan Puloampel, pantai itu akhirnya bukan hanya tutup, keindahannya kala itu, sudah nyaris tak bisa dikenali lagi, karena di sana sudah berdiri kokoh tembok dan cerobong pabrik.
Untuk itu, masyarakat nelayan Desa Salira yang rindu suasana wisata di desanya, akan berupaya untuk melestarikan Pulau Salira yang jaraknya hanya ratusan meter saja dari daratan Pulau Jawa di wilayah Desa Salira.
Dengan niat menjaga dan merawat pulau kecil tersebut, nelayan yang juga melihat potensi banyaknya pemancing yang kerap mengunjunginya, akan mengajak para nelayan untuk membuat tambatan perahu untuk memudahkan pemancing saat turun dari perahu dan menghindari perahu kandas di karang.
“Emang ramai orang mancing, dari Cilegon tadi ada juga dari Pandeglang. Mereka emang pakai jasa nelayan di sini untuk antar jemput ke pulau dengan biaya Rp. 20 ribu. Jadi nanti kita musyawarahkan untuk buat tambatan perahu dan saung, bangku untuk santai di bawah pohon,” kata tokoh nelayan Puloampel, Salimudin kepada Fakta Banten, Minggu (19/4/2020).
Dari eksplorasi langsung ke Pulau Salira dengan diantar oleh Ketua HNSI Kecamatan Puloampel, selain asyik untuk mancing cumi dan ikan-ikan karang, pantai yang bisa ditempuh hanya sekitar 5 menit ini dengan perahu nelayan setempat. Juga cocok untuk destinasi wisata. Mangrove dan karang dangkal masih terlihat jelas dengan perairan yang jernih dengan menyajikan suguhan pemandangan pergerakan ikan-ikan hias dan ukuran kecil, kerang, umang-umang, rumput laut, ganggang dan satwa laut lainnya.
Meski belum ada sarana sebagaimana di objek wisata, tapi dengan keotentikan yang ada bisa juga jadi wisata edukasi bagi anak-anak untuk bisa mengenali dan mempelajari biota laut dan ekosistem yang ada di pantai. Apalagi untuk bakar ikan hasil mancing yang masih segar. Pengunjung yang tidak hoby mancing, bisa membelinya dari pemancing atau nelayan setempat.
So, tertarik kan dengan pesona keindahan Pulau Salira, sepertinya bagi kawan fakta yang penasaran perlu untuk coba mengunjunginya, menjelang ‘munggahan‘ puasa yang akan datang beberapa hari lagi. (*/Ilung)