SERANG – Mesin karbon pengolahan sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang yang berhasil mengubah sampah menjadi berbagai jenis kompos bahkan menjadi karbon aktif, mengundang perhatian pemerintah daerah di luar Provinsi Banten untuk mempelajarinya.
Hal itu sebagaimana dilakukan oleh anggota Komisi III DPRD Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, yang rela datang ke Kota Serang untuk mempelajari alat pengolahan sampah modern yang dimiliki oleh DLH Kota Serang.
Salah seorang anggota Komisi III DPRD Kabupaten Banjar, Muhammad Yunani mengakui, bahwa kedatangan dirinya beserta rombongan ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong milik Pemkot Serang untuk mempelajari cara kerja dan manfaat mesin karbon pengolah sampah.
Menurutnya, penanganan dan pengolahan sampah yang dilakukan oleh Pemkot Serang terbilang sangat menarik karena dibantu dengan mesin modern yang hanya ada satu di Indonesia yakni di Kota Serang saja.
Atas dasar itu, dirinya menjadikan TPSA Cilowong Kota Serang sebagai tempat studi banding pengolahan sampah.
“Kami dari DPRD Kabupaten Banjar, memilih study banding ke Kota serang untuk mempelajari penanganan sampah. Pengolaan sampah di Kota Serang sangat menarik dengan adanya alat pengelolaan sampah yang hanya satu di Indonesia yakni di Kota Serang,” kata Yunani saat ditemui di TPSA Cilowong, Kota Serang, Kamis (30/1/2020).
Dari hasil study banding ini, lanjut Yunani, pihaknya akan membawa hasil tersebut untuk dirapatkan dengan Pemerintah Kabupaten Banjar bersama OPD terkait. Karena, bagaimanapun juga cara pengolahan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar terbilang masih sederhana. Karena, tidak didukung alat modern seperti Kota Serang.
“Hasil study banding ini akan kita bawa dan dirapatkan dengan eksekutif dalam hal ini OPD terkait untuk memaparkan solusi penanggulangan sampah. Dan kedepannya kemungkinan kita akan berkerjasama dengan Pemkot Serang dengan mengoprasionalkan alat seperti ini di daerah kami. Karena alat ini gak ada di daerah lain selain di Kota Serang,” ucapnya.
Sementara, Kepala DLH Kota Serang, Ipiyanto, membenarkan bahwa kedatangan rombongan Komisi III DPRD Kabupaten Banjar untuk study banding mengenai cara pengolahan sampah yang dilakukan oleh DLH Kota Serang.
“Kunjungan anggota dewan dari Banjar ini untuk mempelajari mesin karbon pengolah sampah milih kita, dan mereka (DPRD Banjar-red) mendengar informasi bahwa di Kota Serang ada mesin pengolah sampah dari media,” kata Ipiyanto saat ditemui awak media.
Selain DPRD Kabupaten Banjar, Pemda lainya bahkan pihak swasta pun saat ini sedang melirik cara pengolahan sampah yang dilakukan oleh DLH Kota Serang.
“Yag dateng ke sini itu bukan hanya dari Banjar saja tapi ada dari Kalimantan Tengah, Semarang, nanti juga yang akan datang ke sini itu Jambi, Solo dan Sumatra Barat itu semua akan belajar kesini dan untuk mengetahui betul atau tidak alat tersebut ada,” ujarnya.
Dijelaskan Ipiyanto, mesin yang saat ini sudah beroperasi untuk mengolah sampah di TPSA Cilowong merupakan karya anak bangsa. Meskin ini juga di Indonesia hanya ada satu yakni di Kota Serang saja dan memiliki manfaat yang luar biasa.
“Menyelesaikan masalah timbulan sampah menjadi karbon aktif, masalah limbah air lindi menjadi biopestisida dan pupuk (2 in 1), masalah plastik menjadi fuel premium, Karosene, solar dan biji plastik, serta menghasilkan listrik yg distore di battery mobil 70 A dan 12 Volts,” jelasnya.
Kemudian, kata dia, mesin tersebut dapat menghasilkan satu ton karbon dari setiap 5 ton pengolahan sampah. Maka, kehadiran mesin karbon itu, sambung Ipiyanto, sangat membantu pihaknya dalam mengolah beragam jenis sampah. Karena dengan adanya mesin pengolah sampah ini, visi dari Walikota dan Wakil Walikota Serang dapat dengan mudah terwujud.
“Target yang akan diselesaikan oleh walikota dan wakil walikota adalah kebersihan. Oleh karena itu, mesin ini sangat sesuai dengan visi dari mereka,” tutupnya. (*/ADV)