SERANG – Pasca cuaca ekstrem dan angin kencang yang mengakibatkan bencana puting beliung menimpa ratusan rumah di Kecamatan Cikande, Kamis 16 November lalu.
Arsiti (60) menangis saat ditemui Kamis (23/11/2017), sampai saat ini belum memiliki tempat tinggal.
Nenek dari 12 orang cucu ini bercerita saat kejadian dirinya merasa diberikan kode dari Tuhan karena masih bisa menyempatkan diri, untuk membawa lari cucu-cucunya keluar rumah dan mengungsi ke rumah tetangganya.
“Awalnya saya di kasih tau dulu mungkin sama Allah, tahu dari sebenanya, sebelum hujan angin dulu. Terus saya pada keluar lari, anak cucu saya itu banyak pak, saya lari ke sini ke lapangan langsung ikut ke rumah tetangga. Pada lari anak saya,” ungkapnya.
Lanjut Arsiti, angin sangat gelap dan kencang hingga merobohkan satu rumah pada saat ia melihat di jendela rumah tetangganya hingga membuat dirinya pingsan.
“Gelap pak item anginnya juga, trus ada rumah rubuh sebalen, dari situ saya yang pingsan gak inget apa-apa lagi,” katanya.
Ia mengaku sudah cukup lama tinggal di dalam tenda. Sudah beberapa hari ini. Ia juga berharap pihak pemerintah bisa segera membangunkan rumah untuknya berteduh bersama cucu-cucu dan anaknya.
“Saya sekarang tinggal di tenda udah berapa hari saya tinggal di tenda. Saya maunya punya rumah buat diem gitu, walaupun sedikit nggak apa-apa yang penting saya punya buat tinggal pak. Sampe sekarang belum dibangun, belum punya rumah pak. Saya minta tolong pak saya minta dibangunin rumah ya pak. Saya nggak punya saudara, cucu saya 12, anak enam, nggak ada bapaknya semua sudah meninggal. Anak saya nggak punya suami, kemarin menantu saya juga kecelakaan meninggal di tol,” paparnya sambil menangis sedih.
“Allhamdulilah ada yang perduli untuk makan sehari-hari mah selama di tenda. Banyak yang ngasih, banyak yang perduli, banyak yang nengok,” terangnya seraya mengucapkan rasa syukur dan terima kasihnya. (*/David)