SERANG – Rencana aksi lanjutan unjuk rasa buruh yang tergabung dalam PK SBSI kepada PT Samudera Marine Indonesia (SMI), yang rencananya digelar pada Kamis (18/10/2018) hari ini, mendapat penolakan dari masyarakat setempat yang tergabung dalam pengusaha lokal yang mengaku terganggu oleh aksi tersebut.
Menurut tokoh pemuda Bojonegara, Haji Muhit Budiharjo, banyak warga lokal yang bisa menjadi pengusaha dengan keberadaan perusahaan galangan kapal tersebut.
“Ini ada pak Haji Hanafi, dulunya ternak bebek setelah ada SMI bisa jadi juragan kapal yang sukses,” ujarnya, saat ditemui faktabanten.co.id di salah satu rumah makan di Cilegon, Rabu (17/10/2018) sore.
Ia menilai aksi buruh tersebut hanya menimbulkan keresahan dan gejolak di masyarakat.
“Kita atas nama masyarakat Bojonegara, kita gak mau adanya gejolak. Kalau ada demo, karyawan saya terganggu, nggak bisa kerja sedangkan gaji jalan terus, kan saya rugi,” imbuhnya.
Selain itu, Haji Muhit juga menegaskan merasa tersinggung dengan statement Koorlap Aksi pada Rabu (10/10/2018) lalu, yang di salah satu media cetak, mengatakan dirinya dan pengusaha lokal lainnya bagian dari antek entis tertentu di PT SMI.
“Saya tokoh pemuda Bojonegara saya tegaskan Misnan itu bukan putra daerah Bojonegara. Kami tersinggung kami disebut sebagai jongos, centeng China Bojonegara, kalau tidak segera minta maaf saya bisa laporkan Misnan ke Polda,” tegasnya.
“Bojonegara itu kondusif aman. Saya dulu nelayan setelah ada SMI saya jadi pengusaha disini. Kan daerah Bojonegara jadi maju,” tandasnya.
Di pihak lain, Koordinator Aksi, Misnan, juga membenarkan akan adanya upaya penolakan aksi unjukrasa dari masyarakat sekitar SMI, saat memberikan pers rillis kepada faktabanten.co.id beberapa hari yang lalu.
“Walaupun saat ini ada indikasi yang mengatakan masyarakat keberatan dengan adanya rencana aksi lanjutan ini. Dengan alasan keresahan di masyarakat, tapi kalau tuntutan kami belum dipenuhi aksi tetap akan kami lanjutkan,” tegasnya.
Sementara itu, Legal PT SMI, Julianto, mengaku pihaknya tidak menghalang-halangi upaya aksi demonstrasi buruh PK SBSI tersebut, dan siap secara terbuka untuk melakukan mediasi.
“Kami bisa buktikan dokumen diskusi, risalah dan perjanjian kami dengan mereka. Kami tidak menghalang-halangi, ini sudah ranahnya aparat kepolisian untuk menjaga keamanan dan kondusifitas, kami serahkan sama polisi. Kalau ada kabar kami (SMI) anti serikat butuh itu tidak benar,” tandasnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2521136″]