SERANG – Warga Kampung Tonjong, Desa Tonjong, Kecamatan Keramatwatu, Kabupaten Serang, mengaku baru pertama kali terdampak banjir yang terjadi pada Rabu (25/4/2018) kemarin. Hal tersebut diduga warga karena adanya aktivitas galian di sekitaran Gunung Pinang.
“Kami mendapat laporan bahwa beberapa saluran air menjadi tidak lancar karena aktifitas salah satu perusahaan yang berada di sekitar lokasi, ditambah lagi dengan adanya aktifitas penambangan di belakang Gunung Pinang yang menurut warga telah banyak merusak alam,” jelas Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin di ruangannya, Jumat (27/4/2018).
Selain galian, menurut Komarudin, warga juga mengeluhkan adanya tembok yang menghambat laju air sehingga menyebabkan banjir.
“Biasanya kata warga air itu langsung ke sawah, tapi karena ada tembok punya perusahaan jadi airnya nggak ke sawah lagi, kemaren juga warga bikin saluran air di pinggir tembok,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, sekitar 100 rumah di Kampung Tonjong, Desa Tonjong, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, pada Rabu 25 April 2018 kemarin telah terkena banjir setinggi 30-40 cm, akibat dari meluapnya air Sungai Pamekang yang tak mampu menampung debit air saat hujan deras.
Selain itu, AKBP Komarudin, mengatakan, penumpukan sampah menjadi penyebab utama saat terjadinya banjir, permasalahan ini lah yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi kita semua, sebab jika sampah menumpuk ini akan mgenghambat kepada aliran irigasi atau sungai.
Lebih lanjut, ia mengaku akan melakukan pengecekan sebagaimana laporan dari masyarakat bahwa ada pengrusakan lingkungan disekitar area Gunung Pinang.
“Kita akan melakukan pengecekan terlebih dahulu apakah benar yang telah disampaikan para warga. Jika benar tentunya kita akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Serang terkait permasalahan ini,” tandasnya. (*/Dave)