Proyek PIK 2 Diduga Merusak Ekosistem Lingkungan, Warga Pontang Serang Resah

Proyek PIK 2 Diduga Merusak Ekosistem Lingkungan, Warga Pontang Serang Resah

 

SERANG – Sejumlah warga Pontang, Kabupaten Serang, Banten, mengeluhkan dampak negatif dari proyek PIK 2 yang diduga merusak lingkungan sekitar, termasuk sungai dan sawah milik warga.

“Dulu air sungai di Pontang masih bisa dikonsumsi, sekarang sudah tidak layak karena tercemar limbah dari perusahaan di Carenang,” ungkap salah seorang warga Pontang saat menghadiri forum Kuliah Dhuha Ramadan Muhammadiyah di Kota Serang, Sabtu (8/3/2025).

Selain pencemaran sungai, warga juga mengaku resah dengan keberadaan para calo tanah yang mencari lahan di sekitar sungai untuk kepentingan proyek PIK 2.

“Sekarang di setiap desa banyak calo yang mencari tanah untuk proyek PIK 2. Bahkan tanah saya juga ditawar, tapi saya tidak mau menanggapinya,” lanjutnya.

Ia pun memberikan apresiasi kepada aktivis lingkungan Khalid Miqdar yang terus memperjuangkan hak masyarakat dalam menghadapi proyek ini.

“Saya jujur, meskipun seorang aktivis, saya tidak sehebat Kang Khalid. Saya sangat mengapresiasi perjuangannya dan siap mendukungnya,” ujarnya.

Menanggapi keresahan warga, aktivis lingkungan dan nelayan asal Serang, Khalid Miqdar, menegaskan bahwa gerakan perlawanan terhadap proyek PIK 2 kini semakin meluas dan terorganisir.

“Saat ini gerakan kami tidak hanya terkonsentrasi di satu tempat, tetapi menyebar di berbagai wilayah. Ada kelompok nelayan, ada yang berjuang di jalur hukum, dan ada juga yang mengarsipkan data untuk bukti hukum,” kata Khalid.

Ia meyakini bahwa proyek ini tidak terlepas dari kepentingan oligarki yang berpengaruh dalam tatanan politik.

“Motivasi saya berjuang bukan hanya sebagai manusia yang diberikan akal oleh Allah, tetapi juga karena saya sadar bahwa hubungan manusia tidak hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama dan alam semesta,” jelasnya.

Khalid juga menyinggung peran Muhammadiyah dalam perjuangan ini, mengingat organisasi tersebut memiliki basis intelektual yang kuat.

“Konsolidasi perjuangan ini semakin intens di Muhammadiyah. Ini organisasi besar dengan banyak tokoh intelektual yang bisa diperhitungkan. Saya sendiri alumninya, meskipun hanya lulusan SMP, sampai dibuatkan kartu anggota. Jadi, kalau ada yang mencoba menyentuh saya, artinya mereka juga menyentuh Muhammadiyah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Khalid juga menyoroti peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam merespons proyek PIK 2.

“Secara kultural, para ulama di desa-desa memang lebih menunggu petunjuk, tetapi secara individu, banyak yang mendukung perjuangan menolak proyek ini,” tutupnya.(*/Nandi).

PIK 2PontangSerang
Comments (0)
Add Comment