SERANG – Proyek Pembangunan Jalan Desa berupa Rabat Beton di Kampung Buah Jangkung, Desa Waringinkurung, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, diduga dikerjakan asal-asalan dengan sudah banyaknya lapis beton yang sudah retak dan permukaan ruas beton yang bergelombang.
Bermula dari aduan salah satu warga bernama Mus Ahmad di inbox fanpage Kawan Fakta Banten beberapa hari yang lalu, dimana ia menyampaikan adanya kejanggalan pada proyek yang anggarannya bersumber dari Dana Desa (DDS) Penerimaan Bagi Hasil Pajak Retribusi (PBH) Tahun 2019.
“Admin tolong ada betonisasi jalan Buah Jangkung semalam dicor siangnya pada retak-retak. jalan yang sedang dibeton mulai dari JLS-Rose-Hotel Arisu-Buah Jangkung. Saya tidak tahu pemborongnya siapa. cuma saya lihat kondisinya seperti itu retak-retak,” ungkapnya belum lama ini.
Dan benar saja, dari penelusuran wartawan faktabanten.co.id di lokasi, terdapat sekitar 5 titik struktur beton setinggi sekitar 20 Cm tersebut yang sudah retak dalam.
Selain itu ada beberapa permukaan ruas beton yang bergelombang dan terasa kasar. Dan tidak ada bantalan Learn Concreate (LC) dan tulangan besi. Parahnya lagi, meski dalam spesifikasi lebarnya 3-4 namun aktualnya pada titik Losment Rose didapati lebar badan jalan yang berbeda.
Menurut penuturan warga setempat, pekerjaan jalan beton senilai Rp 328.587.000 itu kabarnya sudah selesai dikerjakan pada beberapa hari yang lalu. Volume jalan tersebut yakni panjang 398 meter dan ketinggian 20 cm itu.
Pejabat Desa Waringinkurung yang mengaku selaku pelaksana pekerjaan DDS dan PBH, Hadir mengakui jika pekerjaan yang dilakukannya menggunakan merk semen ASA Beton K 380 itu sudah ada yang retak-retak.
“Pelaksana di lapangan saya di desa selaku Kasi Kesejahteraan, Pak Sekdes dan Kades, emang sudah ada yang retak-retak nanti mau kita aspal, emang speknya gak ada besi,” ujarnya, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (17/7/2019).
Saat disinggung soal adanya kejanggalan lain berupa diskriminasi lebar struktur beton pada jalan di depan Losment Rose dan Hotel Arisu yang diketahui selebar 5 hingga 6 meter.
Dan ditanyakan mengapa cenderung berpihak pada pihak swasta, sementara pada pemukiman warga ada titik yang diperkirakan tidak sampai 3 meter lebarnya. Hadir mengakui hal itu karena ada pesanan dari pihak pengusaha ke pihak pemerintah desa.
“Memang ada volume lebih pada Hotel Arisu dan Losment Rose seluas 5-6 meter karena permintaan manajemen hotel, ada sih bantuan dana tapi tidak tahu nominalnya berapa pak lurah yang tahu, tapi lagi di Serang, data spek juga di pak lurah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Waringinkurung, Suhadi Wijaya belum bisa dikonfirmasi, saat coba ditelepon handphone nya kedapatan sedang tidak aktif. (*/Ilung)