Rektor Untirta Komitmen Jadikan Kampus Bebas Kekerasan Seksual

 

SERANG – Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) periode 2019-2023 Fatah Sulaiman mengatakan Untirta akan berkomitmen untuk menjadi kampus yang sehat dan bebas dari kekerasan seksual.

Bentuk komitmen itu diwujudkan melalui terbentuknya satuan tugas atau satgas guna melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual oleh masyarakat Untirta.

Hadirnya Satgas ini, kata Fatah, menjadi salah satu langkah nyata universitas menjaga standar nilai dan harkat kemanusiaan serta mewujudkan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh komponen masyarakat universitas dari segala bentuk tindak kekerasan seksual.

Fatah mengatakan pembentukan satgas guna pencegahan kekerasan seksual telah menjadi isu penting yang dipertimbangkan dalam mewujudkan penyelenggaraan kampus yang sehat di Untirta.

Upaya untuk membentuk kampus yang sehat, kondusif, terpercaya dan bebas dari adanya tindak kekerasan seksual, kata Fatah, perlu dikawal dengan pembentukan sistem, serta penguatan komitmen bersama, hingga membentuk gugus tugas dalam mencari indikasi-indikasi kekeresan seksual agar dapat dicegah.

“Itu bagian nanti komitmen Untirta kedepan, setelah infrastruktur bagus, sistem terintegrasi jalan, maka ke depan kita ingin siapkan kampus yang sehat dan nyaman,” ujarnya kepada Fakta Banten di Gedung Rektorat Untirta Sindangsari, Sabtu (26/11/2022).

Menurutnya, kampus yang sehat adalah bisa memberikan kepercayaan kepada para calon mahasiswa baru dan orang tua agar mengenal Untirta adalah kampus yang ramah perempuan dan terbebas dari kekerasan seksual yang saat ini memang marak terjadi di Indonesia.

“Kampus sehat yang dimaksud adalah memberikan kepastian kepada para calon mahasiswa atau orang tua mahasiswa kalau menyekolahkan atau mengkuliahkan anaknya di sini tuh dipastikan nyaman dan sehat, dari berbagai aspek termasuk secara fokus khusus meyakinkan bahwa dari tindakan pencegahan dan kekerasan seksual,” kata Fatah menjelaskan.

Untirta, kata Fatah, juga memiliki gugus tugas dan memiliki laman khusus sebagai kanal pelaporan ataupun pengaduan terhadap tindak kekerasan yang dialami sivitas kampus.

Keberadaan platform ini sekaligus memberikan respons cepat terhadap laporan adanya tindak kekerasan seksual di kampus atau adanya indikasi-indikasi yang mengarah ke arah tersebut.

“Kita sudah siapkan gugus tugas secara khusus, yang secara sistemik bisa memantau kalau ada indikasi indikasi agar kita lakukan pencegahan dini,” tuturnya.

Dijelaskan, para gugus tugas atau satuan tugas tersebut telah diseleksi sehingga kualitasmya tidak perlu diragui kembali, sehingga diharapkan masyarakat Untirta dapat menghindari perbuatan yang terindikasi kekerasan seksual.

“Satgas yang sudah di-SK-kan, tentu beliau sudah ditraining ya ditreatment cara merespon laporan termasuk nanti kan ada whatsapp aduan dan sebagainya dia akan meneliti indikasi-indikasi itu seperti apa, kalau masuk dalam kriteria itu maka dipastikan ada semacam punishment ya untuk agar tidak terulangi lagi, jadi ada prosedurnya sih,” jelasnya.

Gugus tugas ini juga merupakan bagian upaya pihak Untirta sebagai peringatan awal kepada seluruh masyarakat Untirta agar tidak melakukan kekerasan seksual dalam bentuk apapun.

“Tapi minimal warning awal itu bahwa ini ada satgas sudah berfungsi dan diharapkan orang tidak bisa sembarangan lah untuk punya niat secara khusus untuk melakukan yang terkait dengan kekerasan seksual atau pelecehan seksual itu, ini bagian dari upaya kami,” pungkasnya. (*/Hery)

Comments (0)
Add Comment