SERANG – Masyarakat yang tergabung dalam aliansi Syarekat Perjuangan Rakyat (Sapar) tolak Geothermal Padarincang, adakan agenda doa bersama bertempat di Kampung Barengkok, Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang. Acara ini berlangsung mulai pukul 07.00 sampai 12.30 WIB, Rabu, (19/05/2021).
Agenda doa bersama dalam rangka menolak dan menghentikan upaya kegiatan ekplorasi oleh PT SBG sebagai pemenang tender proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (Geothermal).
Aksi kali ini sekaligus solidaritas untuk rakyat Palestina yang hari ini sedang dirampas kebebasan dan ruang hidupnya oleh pasukan Israel.
Tanah Palestina hilang secara bertahap akibat komodifikasi, setelah Turki Usmani runtuh orang orang Arab yang berperan sebagai tuan tanah menjual tanahnya, kepada badan wakaf Yahudi untuk digunakan sebagai tempat bagi orang orang yang terusir dari daratan Eropa yang membuat rakyat Palestina terusir dari ruang hidupnya.
Jika padarincang memiliki kekayaan alam yang luar biasa maka apa yang terjadi di Palestina akan terjadi di Padarincang dalam konteks perampasan ruang hidup rakyat.
Kekerasan dan penindasan yang terjadi di Palestina memicu kemarahan dan membuat hati nurani masyarakat dunia tergerak khususnya masyarakat Padarincang untuk mengadakan doa bersama demi keselamatan para penduduk Palestina dan hengkangnya perusahaan serta pembangkit listrik tenaga panas bumi dari Padarincang.
“Pergerakan yang kami lakukan sampai saat ini akan terus dilakukan sebagai bentuk konsistensi kami dalam penolakan proyek PLTPB ini, karena dampak negatif yang akan dirasakan sangat banyak dan luar biasa parah, intinya sekali tolak tetap tolak,” ujar Asep Wahyudi, sebagai salah satu masyarakat yang terlibat dalam aksi kali ini.
Lalu kemudian salah satu warga lainnya yaitu sahrul mengatakan, bahwa aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap perampasan ruang hidup, baik yang terjadi di Padarincang maupun di Palestina.
“Ini adalah aksi penolakan masyarakat terhadap Geothermal dan sebagai aksi solidaritas kemanusiaan terhadap kawan kawan yang berjuang untuk mempertahankan ruang hidup di Palestina, karena bumi milik kita bersama dan harus digunakan untuk kesejahteraan bersama bukan untuk korporat atau oligarki. Tolak geothermal berikan kemerdekaan bagi rakyat Palestina, save kemanusiaan,” tutup Sahrul. (*/Abidin)