SERANG – Direktur Jendral (Dirjen) Perdagangan beserta rombongan Anggota Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan sekaligus Sidak ke Pasar Rau, Kota Serang, Jumat (25/5/2018), guna memastikan harga dan ketersediaan stok bahan pokok stabil.
Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi Hanura, Inas Nasrullah mengatakan, bahwa kunjungan yang dilakukan kali ini untuk memastikan harga sejumlah bahan pokok yang informasinya mengalami kenaikan.
“Kunjungan kerja Komisi VI ini berdasarkan informasi sejumlah bahan pokok naik, tapi dalam kenyataannya disini (Pasar Rau) hanya beberapa item saja yang naik, bahkan untuk harga ikan turun, hanya untuk harga ayam saja yang agak naik memang,” kata Inas kepada awak media.
Ia pun menuturkan bahwa hasil dari kunjungan ke Pasar Rau yang dilakukan oleh pihaknya, akan dibahas dalam rapat komisi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
“Nanti dari hari ini, kita bawa ke rapat komisi, untuk menentukan langkah selanjutnya agar harga yang sudah stabil ini tetap stabil,” tandasnya.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan, Sri Agustin menyampaikan bahwa dari hasil pantauan yang dilakukan oleh pihaknya di Pasar Rau menunjukan adanya tren penurunan harga dari bahan pokok selama bulan puasa.
“Ada tiga hal yang menjadi target indikator keberhasilan itu, apakah dia cukup, apakah harganya terjangkau dan bagaimana kondisi pedagang itu sendiri,” ucapnya.
“Untuk beras dilihat dari ketersediaan, semua stok mencukupi sampai pasca lebaran, rata-rata pedagang stoknya 4 sampai 15 ton, dan harga nya cenderung menurun” imbuhnya.
Dikatakannya, bahwa pasokan beras Bulog yang sudah masuk ke Pasar Rau menjadi salah satu indikator ketersediaan pangan bisa stabil sampai pasca lebaran nanti.
“Dua minggu yang lalu saya kesini, stok masih sedikit, tapi sekarang Bulog sudah masuk dengan harga Rp. 8.950, jadi memang variatif harganya,” ungkapnya.
Diakui Sri Agustin, bahwa harga beras kualitas terbaik yang masih berada pada harga Rp. 10.000 menjadi perhatian pihaknya untuk bisa mencapai harga eceran tertinggi di angka Rp. 9.450.
“Ada medium kualitas terbaik harganya masih Rp. 10.000, itu yang akan kita tekan agar mencapai harga eceran tertingginya Rp. 9.450,” ujarnya.
Namun, hal paling signifikan yang disoroti oleh Dirjen Perdagangan adalah melimpahnya stok daging beku di Pasar Rau, yang sebelumnya masih jarang diminati oleh masyarakat.
“Daging disini stabil, sudah ada alternatif, daging beku sudah dimintai, itu luar biasa, rata-rata pedagang menjual sampai 60kg per hari,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sri Agustin mengatakan bahwa hanya harga daging ayam dan telur ayam yang mengalami kenaikan, tapi ia meyakini dalam waktu dekat harga daging dan telur ayam pun akan segera turun mengingat akan ada regulasi yang dikeluarkan oleh Kementrian Perdagangan supaya harganya bisa turun.
“Daging ayam dan telur ayam, tren nya akan menurun, percayalah. Karena perintah dari Menteri Perdagangan adalah stok yang di integrator bisa dilepas ke pasaran, yang tadi nya itu dibatasi agar tidak berkompetisi dengan peternak mandiri, tapi karena untuk puasa dan lebaran itu akan dilepas, sehingga harganya akan semakin turun,” terangnya.
Bukan hanya itu, anjloknya harga cabai pun akan menjadi perhatian pihaknya dan akan segera melakukan koordinasi dengan Kementrian terkait agar tidak menimbulkan polemik bukan hanya bagi pedagang tapi juga bagi para petani cabai.
“PR kita di cabai, harganya anjlok, memang saat ini tengah memasuki masa panen, tapi kita akan koordinasi dengan Kementrian terkait untuk membahas masalah ini,” tukasnya.
“Saya kira, langkah-langkah selanjutnya terus mengawal kestabilan harga ini, agar kemudian jangan hanya konsumen saja yang tersenyum, tapi dari petani dan pedagang juga kita buat nyaman dan mendapat pendapatan yang cukup,” tambahnya. (*/Ndol)