SERANG – Anggota DPR RI, Kartika Yudhisti, dalam Sosialisasi Empat Pilar SMA Al-Amin di Kampung Pasepatan, Desa Babakan Jaya, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Senin (28/1/2019), mengajak masyarakat yang hadir untuk menjaga Indonesia di era informasi ini.
Dikatakan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang merupakan pilar penyangga negara dan bangsa mendapatkan tantangannya di era ini.
“Tantangan kebangsaan kita hari ini banyak sekali. Satu yang cukup berat adalah era keterbukaan informasi. Positifnya, berbagai informasi menjadi real time dan berlimpahnya informasi. Namun negatifnya adalah makin berlimpahnya informasi yang tidak jelas sumbernya. Tugas kita adalah melakukan seleksi terhadap berbagai informasi yang belum jelas,” ujar Politisi PPP ini.
Dalam paparan di hadapan ratusan tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh pendidikan di Kecamatan Kopo, anggota Komisi IX DPR RI ini mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi atau seruan-seruan yang provokatif dan agitatif. Apalagi jika informasi tersebut tidak jelas sumbernya.
Sedikitnya ada dua cara menghadapi era keterbukaan informasi agar tidak berpotensi memecah belah bangsa. Pertama, menurut Anggota DPR asal Banten ini, adalah melakukan tabayyun atau mengecek kembali berita yang didapatkan. Kedua, kalau menerima informasi yang belum tentu benar tersebut, jangan menjadi bagian dari orang yang menyebarkannya.
“Hoax yang disebarkan berpotensi memecah belah persaudaraan. Kalau sudah terpecah belah, maka kita akan menjadi saling curiga, negara pun tidak aman. Kalau negara sudah tidak aman, maka beribadah dan bekerja pun pasti tidak akan nyaman,” tegasnya.
“Memperkokoh empat pilar kebangsaan, agar semakin kuat persatuan, jangan sampai hancur gara-gara memaksakan kehendak lantaran provokasi informasi yang tidak jelas asal-usulnya. Era keterbukaan informasi justru harus kita optimalkan untuk inovasi dan kemajuan,” ajak Kartika.
Dia juga menjelaskan soal maraknya pertentangan ideologi di kalangan masyarakat, dimana para penganut ideologi asing berani mengoreksi Pancasila sebagai falsafah bangsa.
“Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, aneka suka bangsa, adat istiadat yang berbeda, ragam budaya, dan menganut berbagai agama, bisa dipersatukan oleh Pancasila. Namun karena maraknya informasi hoax dan menyesatkan, ini menjadi sangat rentan untuk memecah belah kita sebagai bangsa,” imbuhnya.
Kartika mengaku optimis, Banten dan masyarakat memiliki pondasi kuat untuk menjaga keutuhan bangsa.
“Banten adalah salah satu potret kerukunan umat beragama yang sangat bagus, ini modal persatuan kita. Karena bangsa Indonesia bukan hanya milik kita, tetapi juga menjadi milik anak cucu, kita harus wariskan Indonesia yang aman dan makmur. Menjadi bangsa yang kuat dalam menghadapi perubahan zaman, dimulai dari Banten ini,” pungkasnya. (*/Red)
[socialpoll id=”2521136″]