SERANG – Keprihatinan para tokoh masyarakat juga dari para kasepuhan Peguron di Kota Serang terkait seni beladiri pencak silat yang sudah mulai terkikis di era kemajuan saat ini, menginspirasi para Jawara dan Pendekar Pencak Silat dari berbagai macam Peguron di Banten untuk menggagas suatu kegiatan akbar dengan nama Tapak Banten.
Tapak Banten bertujuan menjual daya tarik seni budaya pencak silat, guna untuk memperkenalkan Banten ke kancah dunia.
Ketua DPP Peguron Banten Nunung sekaligus Ketua Pelaksana pada kegiatan Tapak Banten berharap gaung dari kegiatan ini bisa melambung ke kancah internasional, meski pada saat ini digagas untuk tingkat nasional.
“Kita akan membuat suatu silaturahmi Peguron, sekaligus festival debus, minimal tingkat nasional syukur-syukur bisa sampai tingkat internasional,” ujarnya, Sabtu (10/6/2017).
Menurut Nunung, kegiatan ini akan menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian budaya Banten menuju kancah dunia nantinya.
“Beberapa Peguron mempunyai cabang di luar negeri, minimal ini sebagai pembuka bahwa kita punya keragaman budaya khususnya pencak silat,” katanya.
Demi mewujudkan hal tersebut Nunung menggandeng perguruan-perguruan besar yang akan menjadi rekan dalam mempersatukan berbagai teknik pencak silat pada acara Tapak Banten.
“Walaupun ada 3 atau 4 Peguron besar inshaaAllah kita akan bisa satukan, lalu kita bisa tunjukkan pada dunia inilah Tapak Banten, inilah khasnya budaya Banten yang kita akan familiar kan dan kita jual sebagai produk dari budaya Banten,” tegasnya.
Nunung menambahkan, Acara Tapak Banten akan diselenggarakan di kawasan Banten Lama untuk mengembalikan kejayaan sejarah Banten, bahwa disana tempat berkumpulnya kegiatan-kegiatan pada zaman kerajaan dulu.
“Banten Lama sebagai pusat berkumpulnya kegiatan pada zaman kejayaan Banten,” imbuhnya.
Kebudayaan pencak silat dan kerajaan Banten yang saat ini menjadi tempat wisata sejarah akan menjadi daya tarik dan mengembalikan ingatan masyarakat akan masa-masa kejayaan Banten.
“Kita berkeinginan untuk mengembalikan masa kejayaan Banten, karena kalau bukan kita siapa lagi?” pungkasnya. (*)