SERANG – Angka Kelahiran Total (TFR) Banten tahun 2016 pada kisaran 3,6 persen. Ini jumlah yang sangat tinggi mengingat target indeks fertilitas secara nasional hanya 2,1 persen.
Disela acara pelantikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten, Aan Jumhana, mengatakan, masih tingginya angka kelahiran karena rendahnya kesadaran masyarakat mengikuti program KB.
“TFR kita (Banten – red) saat ini diangka 3,6 persen cukup tinggi, tugas berat bagi kita,” ujarnya, Jumat (29/4/2017).
Ada beberapa program yang menjadi andalan BKKBN untuk menekan angka kelahiran di Provinsi Banten, salah satunya dengan strategi kampung KB.
“Membangun Indonesia dari pinggiran jadi kampung KB jadi lokus, nantinya kita harapkan seluruh kecamatan di provinsi ada terdapat kampung KB, mudah-mudahan kita bisa menurunkan angka kelahiran jadi 2,1 sesuai angka nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, PJ Gubernur Banten, Nata Iriawan mengapresiasi langkah BKKBN dalam menekan angka kelahiran di Provinsi Banten.
Namun menurut Ditjen Otda Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia tersebut, program BKKBN harus bisa bersinergi dengan program Pemerintah Daerah.
“Program BKKBN pusat bisa bersinergi dengan daerah dalam hal ini dinas-dinas, sehingga program dan anggaran bisa jadi kesatuan,” ungkapnya.
Ia juga meminta BKKBN bisa menggandeng pihak desa, hal ini untuk lebih memaksimalkan capaian program karena lini pemerintahan yang paling dekat d dengan masyarakat adalah Desa atau kelurahan.
“Kalau tidak melibatkan pihak desa maka saya yakin program KB akan gagal,” ujarnya. (*)