Tolak Geothermal, Warga Padarincang Gelar Aksi Longmarch ke Jakarta

SERANG – Belasan warga Padarincang dan mahasiswa yang tergabung dengan Syarekat Perjuangan Rakyat (SAPAR) melakukan aksi longmarch dari depan Kampus UIN SMH Banten menuju Jakarta. Jumat, (6/9/2019).

Aksi tersebut merupakan puncak kekesalan warga dalam menolak keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau Geothermal yang ada di Padarincang.

Disampaikan humas aksi jalan kaki, Vredo Putra Pairus, peserta aksi akan menyampaikan tuntutannya ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Istana Negara.

“Presiden dan menteri ESDM harus mendengar gejolak di Padarincang. Jangan sampai disekitar pemerintah pusat ada tembok raksasa sehingga tak sampai ke telinga mereka penolakan ini,” kata Vredo dalam rilisnya.

Vredo menegaskan, warga Padarincang sudah melakukan penolakan ini sejak akhir 2017. Selain karena merusak lingkungan, Ia menyatakan Gunung Prakasak merupakan sumber air bagi kehidupan warga.

Lebih dalam Vredo menyampaikan, bahwa sampai saat ini belum ada mediasi antara pihaknya dengan PT Sintesa Banten Geothermal sejak penolakan terjadi. Ia menduga karena PT Sintesa Banten Geothermal tidak memiliki izin yang lengkap.

“Sebetulnya penolakan ini tidak ada lobi-lobi dan negosiasi. Perusahaan juga jangan memakai tangan orang lain untuk penolakan ini,” ujarnya.

Sementara itu, Firman Juni Akbar salah satu massa aksi mengatakan, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan sekaligus peringatan untuk pemerintah bahwa masyarakat Padarincang sudah bulat untuk menolak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) ) di Gununung Prakasak, Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

“ini adalah bentuk tekad masyarakat padarincang untuk menolak pembangunan proyek Geothermal,” ungkapnya. (*/Qih)

GeothermalPadarincang
Comments (0)
Add Comment