SERANG – Tanda pagar #UntirtaKokPelit Jadi trending 1 di Twitter hari ini. Terpantau lebih dari 10 ribu tweet beredar di twitter menggunakan tagar ini. Dalam pantauan, aksi ini diinisiasi KBM Untirta, atas dasar keresahan mahasiswa yang sulit membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tengah pandemi corona, Sabtu (13/6/2020).
Seperti kita ketahui ekonomi masyarakat relatif turun akibat pandemi ini, tidak sedikit juga ini dirasakan oleh mahasiswa Untirta, sehingga tagar tersebut menjadi viral di twitter.
Salah satu kicauan mahasiswa atas nama akun Diki Handoyo (@dckyh97) berbunyi “Ditengah pandemi, bayar ukt semester ini tetap full, padahal fasilitas gak didapet, semester depan pun kuliah masih daring, rektor gak punya kebijakan menyeluruh yg pro mahasiswa emangnya? Kalo banyak yg cuti apa bukan jadi bomerang buat kampus? #untirtakokpelit” tulisnya.
Dari kicauan tersebut ada sebuah kekhawatiran mahasiswa yang terancam cuti karena terganggunya ekonomi akibat pandemi.
Selain itu rupanya ada nada ancaman terhadap mahasiswa Untirta akibat aksi ini dalam twitter presma Untirta dengan nama akun #UntirtaKokPelit (@ibnualhudri).
“Aku dapat laporan beberapa mahasiswa Untirta dibungkam oleh pihak rektorat untuk tidak terlibat dalam gerakan #UntirtaKokPelit dan akan ada ancaman pencabutan beasiswa kpd mahasiswa bersangkutan Untirta Darurat Demokrasi” tulis Ibnu. Kicauannya ini diretweet 200 akun.
Sementara itu kicauan lain dari akun Adji Krismantoro (@Adjipatiii) mempertanyakan landasan Untirta belum kunjung mengeluarkan kebikakan pro mahasiswa dititup dengan sebuah harapan.
“Apakah UNTIRTA melakukan analisis terhadap pendapatan orang tua mahasiswa di masa pandemi ini sebelum mengeluarkan surat edaran pembayaran UKT? Semoga ada langkah strategis dari pihal kampus agar kita semua bisa tetap kuliah di semester depan #untirtakokpelit” tulis mahasiswa untirta itu.
Bahkan untuk diketahui, banyak akun yang membuat meme atau sindiran terhadap kebijakan kampus Untirta tersebut. Tidak sedikit mereka juga memposting video dan foto yang seolah menggambarkan situasi kampusnya, yang dianggap tak berpihak kepada mahasiswa. (*/JL)