SERANG – Kantor PDAM Tirta Albantani mendadak ramai didatangi puluhan warga Padarincang, Kabupaten Serang, Senin (7/10/2019). Kedatangan puluhan warga tersebut untuk meminta penjelasan mengenai pembayaran tagihan air yang membengkak yang tidak sesuai dengan meteran dan matinya aliran air selama 11 hari berturut-turut.
Salah seorang warga Komplek Bumi Cipayung Indah Padarincang Budi mengungkapkan, dirinya merasa dirugikan dan ditipu oleh pihak PDAM. Pasalnya, pembayaran tagihan air mendadak membengkak tiga kali lipat. Padahal lanjutnya, air PDAM yang mengalir ke rumahnya tersebut mati dalam kurun waktu 11 hari namun meteran air tetap berjalan.
“Saya itu biasanya bayar Rp65 ribu tapi waktu itu bayarnya Rp180 ribu. Kalau ini bukan dua kali lipat lagi tapi sudah sampe 3 kali lipat padahal air mati tapi meteran jalan inikan aneh,” kata Budi saat ditemui usai melakukan dialog di Kantor PDAM Albantani.
Dirinya menduga ada permainan dimeteren air dengan cara ditembak oleh pihak PDAM sehingga air matipun, kata dia, meteran air tetap berjalan normal. Dugaan itu diperkuat dengan adanya puluhan rumah yang bernasib sama dengan dirinya.
“Dilingkungan saya itu ada 20 rumah yang sama nasibnya kaya saya, kalau yang lainya saya kurang tahu,” ungakpanya.
Meski dirugikan, pihaknya saat ini tidak mendapat konpensasi atas kerugian yang dialami dan puluhan tetangganya oleh pihak PDAM. “Tidak ada kompensasi dan PDAM menyangkal ini sudah ada aturanya kan saya bingung sebagai konsumen dan dirugikan,” ucapnya.
Warga lainnya Jalal mengatakan, kedatangan dirinya selain masalah pembengkakan pembayaran tagihan air juga masalah pemadaman aliran air yang sudah mati selama 11 hari tanpa pemberitahuan dari pihak PDAM. Sehingga ia menilai pelayanan PDAM Tirta Albantani terhadap konsumennya terbilang buruk.
“Sebagia konsumen kami merasa keberatan karena gak kami tidak dipenuhi oleh PDAM padah kewajiban kita membayar tagihan air sudah dilaksanakan, atas dasar itulah kami datang kesini,” ungkapnya.
Setelah melakukan pertemuan pihak PDAM berjanjinakan memperbaiki itu semua selama kurun watu 4 hari, namun dirinya menegaskan jika dalam kurun waktu tersebut tak kunjung diselesaikan pihaknya akan melakukan aksi demonstrasi dan melaporkan kejadian itu ke Bupati Serang.
“Jawaban dari PDAM akan melakukan pembenaran paling cepat 3 hari dan paling lambat sebanyak 4 hari mulai dari hari ini dan jika lewat dari situ kita akan demo PDAM dan mengadukan hal ini ke Bupati Serang,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, pihak PDAM Tirta Albantani melalui staf humasnya mengakui bahwa kejadian yang dikeluhkan tersebut benar adanya, namun pihaknya peun mengklaim telah melakukan perbaikan atas masalah tidar tersalurnya air ke ratusan rumah di wilayah Padarincang.
“Diwilyah padarincang itu ada dua wilayah yaitu barat dan timur. Yang tidak teraliri itu wilayah cipayung sekitar 300 pelanggan itu hasil analisa kami (PDAM-red),” ungkapnya.
Matinya aliran air tersebut dikarenakan adanya masalah di perpompaan air yang menyebabkan terputusnya air ke pelanggan PDAM dan pihaknya sudah berjanji akan memperbaiki itu dalam wakfu kurun 4 hari terhitung dari hari ini.
“Opsinya kita akan melakukan pembagian wilayah pengairan di wilayah barat Dan timur secara bergiliran selama 4 hari,” ujarnya.
Adapun kompensasi atas matinya aliran air selama 11 hari pihaknya akan melakukan itu namun harus melalui prosedur dan aturan yang berlaku. “Kalau soal kompensasi itu harus sesuai aruran, jadi kalau satu bulan itu gak ada air maka pelanggan hanya membayar administrasi saja senilai Rp600 ribu saja,” tukasnya.
Sementera, untuk tudingan permainan meteran air pihaknya menyangkalnya, bahwa Pihak PDAM tidak melakukan sitem tebak pada meteran air hal itu bisa cek menggunakan sistem online melalui aplikasi New Karib di playstore. Dengan mendownload aplikasi tersebut pelanggan bisa mengetahui jumlah tagihan yang ditimpahkan PDAM ke pelanggan.
“PDAM aplikasi New Karib yang ada di playstor disitu pelanggan bisa ngecek mengani meteran dia. Kalau itu bukan meteran akan ketahuan dan bisa lakukan koreksi,” sanggahnya. (*/Ocit)