SERANG – Sebagai Ibu Kota Provinsi Banten, Kota Serang sudah sepatutnya berada selangkah lebih maju dari Kabupaten atau Kota lainnya. Mulai dari pembangunan fisik sampai pelayanan masyarakat harus menjadi terdepan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu syaratnya adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Serang diharuskan mempunyai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki keahlian dan produktivitas tinggi.
Peningkatan produktivitas dan keahlian itu ditopang dengan Sumber Daya Manusia yang tinggi di lingkungan Pemkot Serang, salah satunya jenjang pendidikan ASN. Karena tingkat pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemajuan suatu daerah.
Untuk itu, Walikota Serang, Syafrudin menyarankan agar ASN di lingkungan Pemkot Serang untuk mengupgrade keahliannya serta wawasannya dengan mengenyam pendidikan minimal jenjang S2.
“Karena Ibukota Provinsi Banten, jadi ASN-nya minimal harus S2. Saya berharap harus kuliah lagi di Universitas yang ada di Kota Serang,” kata Walikota Serang Syafruddin saat diwawancarai wartawan, Senin (15/9/2019).
Dituturkan Syafruddin, untuk memajukan Kota Serang, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) harus diawali dari ASN terlebih dahulu. Karena menurutnya, roda pemerintahan dijalankan oleh ASN di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing, maka ilmu pengetahuan dibutuhkan dalam hal ini untuk merancang dan mengonsep Kota Serang kedepan.
Meski demikian lanjut Syafruddin, saran tersebut tidak bersifat wajib namun hal itu perlu dilakukan, karena visi yang dibawa oleh Walikota berjargon Aje Kendor tersebut yaitu mewujudkan Kota Serang berkemajuan, berdaya dan berbudaya tidak bisa dilakukan oleh dirinya sendiri melainkan dibutuhkan ASN yang terampil dalam kerja. Maka, kapasitas intelektual aparatur perlu ditingkatkan.
“Jadi peningkatan SDM ini, merupakan visi misi kami dalam membangun Kota Serang yang berdaya dan berbudaya. Ini harus dimulai dari ASN-nya. Saran ini memang sifatnya tidak wajib,” tandasnya.
Diketahui, saat ini ASN di lingkungan Pemkot Serang yang belum mengenyam pendidikan pasca sarjana masih terbilang banyak, bahkan beberapa diantaranya masih terdapat lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). (*/Ocit)