JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan melakukan sidang isbat penetapan awal bulan Syawal pada 3 Juni 2019.
Sidang isbat salah satunya dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jalan MH Thamrin Nomor 6 Jakarta.
“Sidang isbat penetapan 1 Syawal adalah mekanisme menyatukan umat melalui musyawarah, di samping bagian dari rangkaian ibadah setelah menyelesaikan puasa Ramadhan,” kata Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Publik Kemenag Mastuki sebagaimana dikutip Kompas, Kamis (30/5/2019).
Menurut Mastuki, sidang isbat dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap suatu umat berdasarkan hukum yang ada.
“Sidang isbat ini perlu dimaknai bukan sekadar seremonialnya, tapi substansinya (yaitu) melayani umat beragama yang dijamin Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum agama Islam,” ujar dia.
Mastuki mengatakan, melalui sidang isbat tersebut, umat Muslim akan mendapatkan keyakinan dan kepastian untuk melaksanakan ibadah, khusunya Hari Raya Idul Fitri.
“Isbat juga wahana menyatukan umat, apalagi di tengah polarisasi umat yang semakin dirasakan pasca-pilpres,” kata Mastuki.
105 Titik Lokasi
Rencananya, sidang isbat akan dipimpin oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Sidang nantinya dihadiri duta besar negara tetangga, Mahkamah Agung, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas Islam, pejabat eselon I dan II Kemenag, Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Rangkaian sidang isbat diawali dengan pemaparan pakar astronomi terkait posisi hilal berdasarkan data hisab.
Setelah Maghrib, sidang digelar secara tertutup. Saat itu, Direktur Urais dan Binsyar akan melaporkan hasil pemantauan hilal yang dilakukan pada 105 titik lokasi di seluruh Indonesia. (*/Kompas)