CILEGON – Puluhan kendaraan roda dua diturunkan saat hendak masuk kapal pada pagi hari tadi 02:20 WIB di dermaga satu pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. Hal itu terjadi karena kapal yang akan mengantar penumpang ke Bakauheni sudah tidak bisa lagi menampung kendaraan karena penuh.
Sebelumnya, terjadi antrian saat kendaraan roda dua hendak masuk ke kabin kapal, namun ternyata sebagian kendaraan tidak dapat masuk dan tidak bisa diangkut.
Petugas yang mengatur menyarankan puluhan kendaraan yang tidak bisa diangkut tersebut agar segera mengantri ke eksekutif dermaga enam, namun saat mendatanginya, kapal di dermaga enam pun hanya bisa menampung empat kendaraan roda dua.
Terpaksa para pemudik tersebut kembali ke dermaga satu dan menunggu hingga kapal selanjutnya datang.
“Sempet dari sini (buritan), suruh puter balik, ke bagian sana (haluan). Di bagian sana (haluan) juga yang masuk empat motor tadi. Dari sana (haluan) balik lagi, sampai kes (buritan) suruh nunggu lagi kapal yang baru,” kata Yogi, pemudik sepeda motor yang harus di ‘pingpong’ di Dermaga 1 Pelabuhan Merak, Minggu (2/6/2019).
Yogi mengaku, dirinya sudah lama menunggu kapal untuk menyebrang ke Bakauheni, namun ternyata si kapal sudah penuh dan tidak bisa mengangkut puluhan kendaraan roda dua tersebut.
“Waktu nunggunya juga cukup lama, nunggu kapal yang dateng dari Bakauheni. Harus diturunin dulu muatannya, mobil, motor dan penumpang. Baru kita bisa masuk, sekarang aja masih 02:30 WIB, kemungkinan 03:30 WIB lah kita baru bisa ada kapal lagi,” imbuhnya.
Kelalaian tersebut pun diakui Solikin, GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, karena membuat puluhan pengguna kendaraan roda dua bingung harus bulak balik. Ia menjelaskan itu terjadi akibat kurangnya komunikasi petugas di lapangan.
“Ada kekurangan di komunikasi dan koordinasi. Itu perlu adanya pembenahan dan masukan yang baik,” katanya.
Atas kejadian itu pihaknya meminta maaf kepada para pemudik, selain itu, Ia menegaskan pihaknya akan lebih intens melakukan komunikasi dan koordinasi agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi.
“Itu operasional yang perlu kita perbaiki. Karena pengguna jasa kurang nyaman. Mungkin perlu ditingkatkan komunikasi dan koordinasinya,” tandasnya. (*/Dave)