Rizal Ramli Sebut Impor Baja China Tinggi, Krakatau Steel Merugi

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah di level Rp15.000 membuat koalisi Calon Presiden Prabowo Subianto khawatir. Faktor eksternal pun dikatakan bukan satu-satunya alasan pelemahan itu terjadi.

Ekonom Rizal Ramli berpendapat, alasan pemerintah yang terus menyalahkan faktor global tidak sepenuhnya tepat. Sebab, ada permasalahan yang fundamental terjadi pada ekonomi domestik Indonesia.

“Tidak fair hanya nyalahin internasional. Itali lah. Kita harus introspeksi diri, ekonomi kita tidak sehat,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di kediaman Prabowo, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2018.

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk bisa membenahi permasalahan ekonomi dalam negeri. Seperti mengurangi defisit transaksi berjalan (CAD) dengan cara menekan impor yang dilakukan.

“Tapi jangan fokus ke (Impor) yang kecil-kecil. Fokus ke 10 item paling besar, salah satunya baja,” tambahnya.

Menurut Rizal salah satu impor baja yang sudah berlebihan adalah dari China. Dengan mengurangi impor baja China, RI dikatakan bisa menghemat hingga US$5 miliar.

“China impor bajanya kebanyakan dijual di Indonesia dengan sangat murah. Pabrik baja rugi, Krakatau Steel rugi dan turunannya,” tegasnya.

Langkah lain yang bisa dilakukan adalah ‘memaksa’ eksportir RI menaruh uangnya di dalam negeri. Kata Rizal, saat ini cuma 20 persen uang kegiatan eksportir RI yang ditanam di dalam negeri.

“Kami minta pemerintah mewajibkan tidak hanya ajak sukarela (taruh uang di dalam negeri) ekspor RI itu masuk perbankan (Nasional),” tegasnya. (*/VIVA)

[socialpoll id=”2521136″]

KS
Comments (0)
Add Comment