SERANG – Luas tanaman padi yang terkena banjir di Provinsi Banten hingga Minggu mencapai 2.187,25 hektare yang tersebar di empat kabupaten.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, rekapitulasi sementara luas sawah terkena banjir di provinsi ini, yakni di Kabupaten Pandeglang tersebar di sejumlah kecamatan di antaranya Kecamatan Munjul 102 hektare, Pagelaran 210 hektare, Patia 43 hektare, Panimbang 192 hektare, Cikeusik 30 hektare, dan Sobang 254 hektare.
“Tanaman yang terkena banjir rata-rata umurnya 60 sampai 105 hari setelah tanam (HST). Total sawah terkena banjir di Pandeglang 831 hektar,” kata Agus di Serang, Minggu (11/2).
Menurutnya, sawah yang terkena banjir di Kabupaten Lebak diantaranya di Kecamatan Bojongmanik 9 hektare, Sobang 5 hektare, Gunungkencana 317 hektare, Leuwidamar 32,25 hektare, Bayah 30 hektare, Banjarsari 171 hektare, Cirinten 100 hektare, Malingping 254 hektare, Lebakgedong 5 hektare, Cilograng satu hektare, Cijaku 45 hektare, Muncang 3 hektare, dan Cibeber 5 hektare.
“Total swah terkena banjir di Kabupaten Lebak 965,25 hektare dengan usia tanam rata-rata 15 sampai 90 hari,” jelas Agus.
Selain di Lebak dan Pandeglang, kata Agus, banjir juga merendam sawah di Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang seluas 323 hektare dengan umur tanaman rata-rata 70 hari sampai menjelang panen.
“Di Kabupaten Tangerang juga ada, tepatnya di Kecamatan Kronjo seluas 68 hektar,” katanya.
Pihaknya masih terus melakukan pemantauan dan pendataan sawah-sawah yang berpotensi terjadinya gagal panen atau puso. Namum demikian, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banten akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota untuk mengantisipasi agar tidak terjadi gagal panen.
“Kami masih menghitung berapa luas yang berpotensi puso,” katanya.
Banjir yang melanda Kabupaten Lebak dan Pandeglang selain merendam rumah warga dan sawah, banjir juga mengakibatkan sejumlah jembatan terputus. (*)
Sumber: beritasatu.com