Batu bara di Tongkang yang Tambat di Perairan Salira Terbakar, Nelayan Mengeluh

Sankyu

SERANG – Masyarakat nelayan di Desa Salira, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, beberapa hari ke belakang ini mengeluhkan pencemaran asap dan debu dari batubara yang terbakar di atas Kapal Tongkang MMN 02 Tanjung Pinang.

Nelayan di daerah itu mengaku khawatir kesehatannya terganggu akibat asap dan debu batu bara, yang mencemari perairan di Salira tersebut.

“Kalau malam itu warnanya merah menyala, kalau anginnya dari laut debunya terbang ke kampung, bau asapnya nyelek. Jelas mengganggu warga Salira, khususnya nelayan, kita khawatir ini berdampak pada kesehatan warga nelayan,” kata Ketua Rukun Nelayan HNSI Salira, Salimudin, Senin (19/8/2019) sore.

Keberadaan tongkang batu bara yang tambat di perairan dekat pangkalan nelayan, dianggap sangat mengganggu aktivitas mencari ikan.

“Yang warnanya sudah abu-abu itu sudah ada sebulanan terbakar tapi dibiarkan saja tambat di situ, katanya sih karena terbakar ditolak sama pembelinya. Jadi sebelum bongkar di pabrik-pabrik yang ada di sekitar sini, mereka (tongkang batu bara) tambat dulu di sini saja mengganggu aktifitas nelayan, apalagi sampai terbakar gitu,” ungkap nelayan.

Keluhan juga diungkapkan oleh Amir, salah seorang nelayan senior di Desa Salira yang masih setia menggeluti profesi turunan dari nenek moyangnya. Ia mengantarkan wartawan dengan perahunya untuk melihat terbakarnya batu bara dari dekat.

Sekda ramadhan

“Gak tahu siapa yang memberi izin tongkang-tongkang ini tambat di sini? Sebelum ada tongkang mah pasang jaring di sini saja udah dapat ikan banyak, sekarang mah gak bisa, nyangkut di tambang jangkar tongkang, jaring rusak, karang rusak, ikan kabur. Tolonglah aparat terkait agar jangan ada lagi tongkang tambat di sini,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan langsung faktabanten.co.id Senin (19/8/2019) sore, muatan batubara di tongkang MMN 02 Tanjung Pinang yang sebagian besar sudah hangus terbakar ini, masih menyala dan mengeluarkan asap pekat, sementara debu batubara fly ash berjatuhan ke laut dan terbang ke pemukiman warga.

Bahkan muatan batubara di beberapa tongkang lainnya yang yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari bibir pantai Salira dan baru beberapa hari saja tambat, sudah mengeluarkan asap putih kekuningan atau mulai terbakar yang diduga karena cuaca panas terik.

Hingga saat ini kabarnya belum ada aparat terkait yang coba memadamkan kebakaran batubara di tongkang tersebut.
Dan belum diketahui batubara itu milik dan pesanan perusahaan mana.

Para nelayan sendiri berharap segera ada penanganan dari aparat terkait, lantaran keberadaan tongkang-tongkang batu bara ini cukup menganggu.

Sementara itu, Kabid Lala KSOP Kelas I Banten, Hotma Sidjabat, saat dikirimkan video terbakarnya batubara yang dikeluhkan nelayan melalui pesan WhatsApp-nya, dan ditanyakan nama perusahaan pemilik batubara tersebut, hingga berita ini ditayangkan belum juga memberikan jawaban. (*/Ilung)

Honda