Barang Lokal Langka, Pedagang Pasar Kranggot Jual Sayuran dan Bumbu Impor dari Cina dan India

Sankyu

CILEGON – Jika kita pernah mendapatkan pelajaran saat di sekolah, tanah di Indonesia merupakan tanah yang subur. Salah satunya disebabkan Indonesia berada di daerah vulkanis yang memiliki banyak gunung berapi yang dari letusannya setiap saat dapat menyuburkan tanah.

Bahkan saking terpesonanya dengan bumi Indonesia, seorang seniman menciptakan sebuah lagu yang menggambarkan betapa subur dan makmurnya bumi Indonesia.

‘Orang bilang tanah kita, tanah syurga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman’ begitulah sepenggal liriknya.

Namun bagaimana dengan kondisi saat ini? Tentang kondisi tanah di sekitar tempat tinggalmu, bagaimana masyarakat di lingkunganmu memanfaatkan tanah?

Menjadi sebuah pertanyaan besar yang sangat sulit untuk dijawab tentunya. Sebagai tanah syurga, namun rakyat yang tinggal bumi Indonesia saat ini untuk memenuhi bahan – bahan pokok kebutuhan sehari – hari, ternyata masih mengandalkan impor dari luar negeri.

Sekda ramadhan

Seperti yang terjadi di Pasar Kranggot Kota Cilegon, belakangan ini. Para pedagang di Pasar Tradisional terbesar di Kota Cilegon ini sampai terpaksa menjual barang impor dari Cina dan India, untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.

Kondisi ini bukan soal gengsi, namun ternyata kondisi ini disebabkan barang lokal asli Indonesia sangat sulit didapatkan.

Berikut penuturan para pedagang yang terpaksa menjual barang impor dari dua negara tersebut, walaupun harganya juga terbilang mahal.

“Mau gimana lagi pasokan barang barang lokal akhir – akhir ini tidak lancar ya terpaksa saya menjual barang impor walaupun para pembeli jarang yang minat yang penting saya masih bisa berjualan,” ujar pedagang sayur dan bumbu dapur yang biasa disebut Uni.

Sejumlah komoditas impor yang masuk ke Pasar Tradisional Kranggot belakangan ini seperti Bawang Merah, Bawang Putih dan Wortel, semuanya dimpor dari Cina dan India.

“Ya terpaksa jual barang impor yang penting saya bisa jualan hari ini,” tutur Syamsudin. (*)

Honda