Ketua DPRD Banten: Selain Menginformasikan, Media Juga Harus Berikan Solusi

SERANG – Ketua DPRD Provinsi Banten, Asep Rachmatullah, mengapreasiasi hubungan harmonis yang terjalin antara Pemerintah Provinsi Banten dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten. Hal ini diungkapkannya ketika menerima rombongan pengurus PWI Provinsi Banten, di ruang kerjanya, KP3B Curug Kota Serang, Rabu (24/1/2018).

“Saya ucapkan terima kasih, setiap kali akan ada peringatan Hari Pers Nasional (HPN), perwakilan PWI selalu bertemu saya. Semoga dari apa yang menjadi satu buah kerjasama, sinergitas antara penggiat media dan pemerintah ini harus selalu berjalan,” ungkapnya.

Asep mengaku, Ia merasa khawatir ketika era digital seperti sekarang ini tidak bisa terbendung lagi. Tetapi satu hal positifnya adalah hal ini harus bisa menjadi langkah pemikiran para wartawan. Artinya di ruang mana yang harus dipertajam lagi terhadap fenomena informasi yang berkembang.

“Di era digital ini, jujur saja, media yang saya lihat sekarang ini polanya masih konvensional. Media cetak saat ini belum ada suatu langkah yang benar-benar inovatif. Fungsi penyampaian kepada masyarakat terkait pembangunan cukup kompleks, sehingga harus ada yang lebih spesifik terhadap konteks implementasi terhadap masyarakat. Jadi masyarakat bisa melihat trending topic atau yang menjadi isu-isu yang tengah viral,” papar Asep.

Isu apapun yang berkembang, kata Asep, pasti dilihat masyarakat. Apalagi yang sifatnya media online yang sangat mudah bergerak di bidang fungsi pemberitaan. Misalnya terkait proyek pembangunan jalan, dengan kemajuan yang membuat masyarakat hanya tinggal ‘klik’, tetapi masyarakat belum bisa sepenuhnya mengetahui proyek tersebut dikerjakan oleh perusahaan mana, luas dan panjangnya berapa kilometer, berapa besar dana APBD dan APBN yang telah digunakan, dan bagaimana implementasinya.

“Dilihat dari sisi pembangunan, terkadang masyarakat juga tidak tahu APBN yang masuk ini digunakan untuk apa saja,” pungkasnya.

Asep menilai, media bisa lebih masuk ke arah sana, sehingga bisa memberikan informasi yang benar-benar menyeluruh dan transparan.

Media lokal, Asep menambahkan, pasti memberitakan berita-berita yang serupa semisal tengah terjadi gempa bumi, pasti semua media memberitakan hal itu, tidak ada yang secara spesifik memberitakan isu-isu tertentu, misalnya tentang pariwisata.

“Wartawan harus sudah memiliki spot-nya masing-masing. Seperti kita mengundang wartawan itu bisa 10 media, nah wartawan bisa ambil segmentasi masing-masing saja. Contoh spesialis dalam konteks memantau APBD 2018, rencana umum pelelangannya seperti apa, kenapa ini bisa gagal lelang, perusahaan ini sudah sekian persen pekerjaannya, ruas jalan seperti ini apa output outcomenya kalau jalan itu dibangun. Untuk itu langsung ditanyakan saja kepada kami, kan wartawan yang bisa menanyakannya,” jelas Asep.

Ketika OPD terkait dengan pembangunan dan merencanakan program kerja ke depan, tidak didasari atas dasar selera tetapi atas dasar kepentingan rakyat. Pembangunan infrastruktur jalan harus ada nilai manfaat bagi rakyat. Intinya supaya apa yang disampaikan tadi, di era digital ini sudah lebih mudah, tetapi lebih kita larikan ke hal-hal yang sifatnya lebih spesifik.

“Jadi semua media memiliki segmen pemberitaannya tersendiri, tidak mengangkat berita yang sama. Masing-masing angkat berita yang lebih khusus. Artinya, bila ada 10 wartawan yang diundang, ya berarti nanti akan ada minimal 10 berita yang berbeda,” ujarnya.

“Saya ingin ketua PWI, Pak Firdaus, mengevaluasi kinerja wartawan satu tahun kebelakang dan bagaimana media satu tahun ke depan. Dari satu tahun ke depan akan ada perencanaan yang kita ukur baik awak medianya seperti apa, beritanya seperti apa, outputnya seperti apa. Biar nanti tinggal kita ukur bentuk kerja samanya seperti apa,” imbuhnya.

Asep menekankan, harus ada media yang secara khusus menangani infrastruktur, pariwisata, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Sebuah berita di samping memberikan suatu informasi tertentu, tetapi mampu memberikan solusi yang perlu juga untuk diangkat ke permukaan. Jadi ada unsur yang sifatnya membangun dan bernuansa edukasi. Dengan banyaknya konten pemberitaan akan membuat wawasan dan pengetahuan masyarakat semakin beragam. (*/Red)

Honda