Bawa Air dan Lumpur, Truk Angkutan Pasir Rusak JLS Cilegon

Sankyu

CILEGON – Aktivitas tambang pasir cadas yang masih saja bebas beroperasi di Kawasan Cilegon Selatan, sejak dibangunnya Jalan Lingkar Selatan (JLS) belasan tahun silam.

Meski banyak dampak negatif yang disebabkannya, namun belum ada keberanian dari pihak pemerintah. Baik Pemkot Cilegon maupun Pemprov Banten.

Selain merusak ekosistem lingkungan hidup dengan tumbangnya pepohonan, tambang pasir juga kerap dianggap menjadi salah satu faktor utama penyebab parahnya banjir di Kota Cilegon dalam beberapa tahun terakhir.

Sekda ramadhan

Bahkan, aktivitas kendaraan truk-truk besar pengangkut pasir juga disinyalir menjadi penyebab rusaknya jalan-jalan penghubung Cilegon-Mancak, Kabupaten Serang.

Bukan hanya itu, sudah banyak retaknya ruas beton JLS yang baru beberapa tahun dibangun diduga akibat beban berat dari truk-truk pengangkut pasir tersebut.

Truk pengangkut Pasir di JLS Cilegon / dok

Sehingga hal tersebut membuat warga yang melintas kerap mengeluh. Seperti dikatakan oleh Saihul, warga Kecamatan Cibeber, yang mendokumentasikan foto-foto truk-truk tronton pengangkut pasir basah di JLS itu dan mengirimkannya ke faktabanten.co.id, Selasa (24/7/2018) malam.

“Gimana jalan nggak cepet rusak kang, orang banyak truk pasir lewat JLS. Yang parah itu truk-truk pasir bebas berhenti di JLS, air campur lumpur ngucur jalan jadi basah, licin, bikin bahaya,” keluhnya.

Selain itu, Saihul juga mempertanyakan para pejabat di Cilegon yang terkesan diam dan membiarkan kejadian tersebut terjadi setiap hari.

“Emang pada kemana pejabat Cilegon ini, kenapa tidak berani bertindak tegas? Kalau manfaat buat pembangunan, kenapa pasir Cilegon dijualnya ke luar Cilegon sementara lingkungan, jalan yang rusak dan banjir yang dirugikan orang Cilegon? Emang ada pajak dari penambang yang masuk ke kas daerah?” ungkapnya.

Apakah aktivitas tambang pasir cadas di Cilegon Selatan ini akan terus dibiarkan oleh pemangku kewenangan di Kota Cilegon? Entahlah. (*/Ilung)

Honda