Komisi III DPRD Pandeglang Nilai Proyek Jalan Desa Bama Asal-Asalan

Sankyu

PANDEGLANG – Pembangunan jalan hotmix di dua desa, yakni di Kampung Sumurwaru, Desa Pagelaran dan Kampung Kadupayu, Desa Bama, Kecamatan Pagelaran dikritisi oleh komisi III DPRD Kabupaten Pandeglang. Pasalnya mutu hasil pembangunan tersebut diragukan, selain itu pelaksana proyek tersebut tidak bisa diketahui, sebab selama proses pembangunan pihak pelaksana tidak memasang papan proyek.

Sekretaris komisi III DPRD Pandeglang, Muhlas Halim mengatakan, setiap pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan anggaran Negara, harus dikerjakan maksimal. Selain itu, identitas pekerjaannya (papan proyek) juga harus ada, sehingga masyarakat bisa mengetahui asal-usul program pembangunan tersebut.

“Selain itu, warga juga bisa tahu sumber dana-dananya dari mana dan jumlah anggarannya berapa. Sehingga dengan mudah untuk mengawasi,” ungkapnya, Rabu (14/11/18).

Lanjut Muhlas, dalam proses pengerjaan juga jangan sampai asal jadi, sehingga kualitas bangunan bisa bagus dan tidak cepat rusak. Sebab dalam pengerjaan program pemerintah, yang dititikberatkan adalah mutu hasil pekerjaannya. Jangan sampai dengan anggaran yang besar, tapi hasilnya mengecewakan.

Sekda ramadhan

“Saya sangat menyayangkan hasil pembangunan hotmix di dua desa itu. Jika memang kualitasnya rendah, saya minta siapapun pelaksana kegiatannya, agar dapat melakukan perbaikan lagi,” harapnya.

Terpisah, Kepala Desa Bama, Kecamatan Pagelaran, Rismawan mengaku, tidak mengetahui soal adanya pembangunan jalan di desanya tersebut. Karena selama proses pengerjaan, pihak pelaksana tidak pernah ada koordinasi dengan dirinya.

“Jalan poros desa yang dilaksanakan di Kampung Kadupayung murni pengajuan dari desa. Namun, pelaksanaan pekerjaannya, sama sekali tidak ada kordinasi kepada Pemerintah Desa Bama. Berdasarkan laporan para Ketua RT, pekerjaannya dilaksanakan pada malam hari,” tuturnya.

Selain itu tambah Kades, mutu pekerjaan jalan tersebut nampak asal-asalan. Ia juga mengaku, baru melihat hasil pembangunan itu dengan kualitas rendah.

“Bukan kami tidak mendukung adanya pembangunan. Namun kami minta mutu pekerjaannya harus bagus, supaya kekuatannya bertahan lama,” ujarnya. (*/Achuy)

Honda