Warga Puloampel Harap Presiden Baru Bisa Atasi Perusakan Lingkungan

SERANG – Meski berbagai keluhan serta upaya penolakan masyarakat Puloampel, Kabupaten Serang terhadap aktivitas Tambang Galian C di kawasan Gunung Gede, Gunung Medeka, Gunung Buntalan dan lainnya sudah kerap dilakukan, namun belum juga adanya ketegasan dari Pemerintah Kabupaten Serang dan Provinsi Banten untuk menghentikan aktivitas eksploitasi alam tersebut. Kabarnya, dari puluhan penambang, hanya beberapa saja yang memiliki izin resmi.

Bahkan, pengaduan beberapa perwakilan masyarakat Puloampel yang mendatangi gedung wakil rakyat di Senayan (DPR-RI) sekitar dua pekan lalu, juga belum membuahkan hasil. Karena dari pantauan langsung faktabanten.co.id pada Senin (1/4/2019), aktivitas perusakan alam itu masih terus berlangsung dan bahkan sudah menggila dampaknya.

Selain pemandangan tak sedap berupa sudah botaknya gunung-gunung, tercemarnya udara oleh debu yang pekat mengepul hinggap ke pemukiman warga, ditambah lagi asap dari cerobong pabrik-pabrik. Hal itu tentu saja bisa berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat Puloampel yang setiap hari menghirupnya.

Dan parahnya, tampak beberapa titik tambang berlangsung di lokasi yang sangat berdekatan dengan pemukiman padat penduduk. Suara bising menghantui mereka siang dan malam. Bahkan ada pengaduann ke wartawan, salah satu keluarga memilih pindah dari Puloampel karena tidak tahan dengan kondisi tersebut.

Sehingga di caption fanpage Kawan Fakta Banten, tidak sedikit masyarakat Puloampel yang menulis kecaman pada pihak pemerintah dan para pelaku penambangan Galian C tersebut. Seperti yang ditulis akun @Kharruk Falah Tosa: “Pemerintahe mambu endog… Wes konon bae…,” tulisnya.

Akun @Heru Hendriyanto : “Realitanya, siapa yang tidak buta akan nikmatnya rupiah??? Apapun akan halal kalau soal rupiah,” sindirnya.

Akun @Jazuli : “Kayaknya pihak terkait sudah tahu semua, tapi gak ada tindakan,” cuitnya.

Dan tidak sedikit diantara netizen dari Puloampel yang berharap dihentikannya aktifitas tambang Galian C di wilayahnya, dengan pergantian rezim pemerintah atau Presiden Indonesia.

Seperti yang diungkapkan oleh akun @ Kebetulan itu tempatku yang dibikin hujan debu dan pasir semuanya tiada yang peduli. Jangankan seorang DPR, bapaknya DPR pun tak akan mampu menyetop pertambangan itu karena lahan buat mereka dan rakyat kecil dijadikan dprupiah (DPR),” ungkapnya.

Akun @Vitrie Tazkiyah: Aku mah diem ajalah, karena diemnya aku korbannya, rumahku deket banget sama pertambangan, pas di belakang rumah pula. Pak Prabowo tolong selamatkan gunung-gunung kami,” tulisnya, berharap.

Hal itu juga ditegaskan oleh akun @Rudi Yasman yang menunggu hasil Pemilu 2019:
“Waktunya cuma 16 hari lagi, setelah itu jangan harap bisa gali lagi. Kalau rezim ini berganti otomatis aset negara tak akan ke luar negeri lagi larinya,” cuitnya, dengan mantap. (*/Ilung)

Honda