Persaingan Harga Tak Normal, Semen China Rp34 Ribu, Lokal Rp48 Ribu

Sankyu

JAKARTA – Produk-produk semen China beberapa tahun terakhir meramaikan pasar semen di dalam negeri. Di toko-toko online produk semen dijual dengan harga yang miring dibandingkan dengan produk lokal. 

Beberapa nama produk semen yang prinsipalnya dari investor China bermunculan antara lain Conch Cement dengan merek dagang Conch, juga ada Jui Shin dengan merek dagang semen Garuda, juga ada Semen Hippo, dan lainnya.

Di pasaran, produk semen merek China ini harganya sangat bersaing, bahkan pemasaran mereka cukup agresif sampai di lapak online. CNBC Indonesia, mencoba berselancar di beberapa toko online, hasilnya cukup mengejutkan.

Semen Hippo misalnya, untuk ukuran 50 Kg hanya dijual Rp47 ribu, dan ukuran 40 kh hanya Rp37 ribuan. Semen Garuda dibanderol dengan harga Rp44.800 untuk ukuran 50 kg, sedangkan 40 kg hanya Rp35.900.

Bahkan semen Conch ukuran 40 Kg di toko Bukalapak ada yang dijual hanya Rp34.300 per sak, dan ukuran 50 Kg dipatok Rp42.900 per sak oleh pelapak di Jakarta, harga ini memang belum termasuk ongkos turun barang tapi relatif sangat murah.

Di pelapak yang sama, harga semen lokal macam Tiga Roda ukuran 40 Kg dijual sampai Rp39.800 per sak, bahkan di penjual lainnya yang sama-sama area Jakarta, menjual sampai Rp48 ribu per sak padahal pabriknya dekat dengan Jakarta. Ukuran 50 kg, harganya dijual ada yang sampai Rp54.400 per sak.

Semen Gresik salah satu pemain lokal, juga menjual cukup mahal, ukuran 40 kg dijual Rp 40.400 per sak, dan ukuran 50 kg dibanderol Rp50.500 per sak.

Artinya ada kurang lebih selisih Rp5000-6000 semen China dari produk lokal untuk ukuran semen 40 kg, dan rata-rata selisih Rp8000-12.000 untuk ukuran 50 kg. Kondisi serupa juga terjadi pada lapak-lapak online lainnya macam Tokopedia, Shopee dan lainnya.

Sekda ramadhan

Potret harga semen di pasar di atas hanya gambaran bagaimana kompetitifnya pemain semen asing di Indonesia.

Semen China Murah Diproduksi Pabrik di Indonesia

Beberapa tahun terakhir, pabrikan semen asal China menancapkan kukunya di pasar Indonesia. Para produsen semen asal Negeri Tirai Bambu ini tak tanggung-tanggung membangun pabrik di Tanah Air.

Nama-nama macam Conch Cement, Jui Shin, Panasia, Haohan Cement, Cement Hippo atau Sun Fook Cement, hingga Hongshi Holding Group meramaikan pasar semen lokal. Sejak masuk ke Indonesia, perusahaan-perusahaan tersebut sangat ekspansif, menyebabkan produksi semen nasional mengalami kelebihan produksi dan berpotensi memicu terjadinya perang harga.

Produk semen asing macam Conch di Indonesia ini memiliki pabrik antara lain di Kabupaten Serang, Banten dan Kalimantan Selatan.

Pada Juli tahun lalu, Menperin Airlangga Hartarto menegaskan akan melindungi produsen lokal dari pabrik semen asal China dengan memperkuat SNI. Selain itu, Airlangga mengklaim pabrikan China tak hanya mengincar pasar domestik, tapi juga ekspor.

“Market share perusahaan BUMN masih 44% dan perusahaan China yang baru itu masih 3%. Tidak perlu dikhawatirkan,” kata Ketua Umum Partai Golongan Karya tersebut.

Pada tahun lalu, kapasitas total produksi semen di domestik mencapai sekitar 100 juta ton, dan konsumsi hanya 60-68 juta ton. Jumlah produsen semen di Indonesia bertambah dua kali lipat dalam kurun empat tahun terakhir. Berdasarkan catatan Asosiasi Semen Indonesia, saat ini ada sekitar 14 perusahaan yang memproduksi semen dari 7 perusahaan yang tercatat pada 2014. (*/CNBC)

Honda