LAZ Harfa Banten Salurkan Daging Qurban untuk Penyintas Tsunami Selat Sunda

Sankyu

SERANG – Kebahagiaan Idul Adha tak hanya dirasakan warga perkotaan, dan mereka yang mampu untuk berqurban. Tetapi kini, bisa dirasakan pula oleh warga terdampak bencana tsunami Selat Sunda. Dikarenakan LAZ Harfa Banten berbagi kebahagiaan kepada para penyintas Tsunami Selat Sunda dengan menyalurkan daging qurban amanah para mudhohi (pequrban) di Hunian Sementara (Huntara) Teluk Labuan, Pandeglang.

Mengingat 7 bulan pasca tsunami, kondisi perekonomian penyintas setempat untuk bisa merasakan kembali kenikmatan daging demi mencukupi kebutuhan gizi masih sangat jauh di rasakan. Maka itu, pada kesempatan ini LAZ Harfa Banten menyalurkan 2 ekor sapi dan 15 ekor domba. Dengan disalurkan kepada 150 Kepala Keluarga atau 560 Jiwa.

Manager Program LAZ Harfa Banten, Imam Hidayat mengungkapkan, bahwa penyaluran daging qurban hari ini adalah untuk para penyintas dapat merasakan kegembiraan dan kebahagiaan di hari raya Idul Adha tahun ini.

Sekda ramadhan

“Kita juga terima kasih untuk para mudho’i yang sudah memberikan kepercayaannya untuk berqurban di Laz Harfa. Semoga selalu berkah untuk semuanya,” ungkap Imam melalui keterangan tertulisnya yang diterima faktabanten.co.id, Selasa (13/8/2019).

Kegiatan berbagi qurban itupun disambut penuh antusias oleh para penyintas Tsunami Selat Sunda. Salah satunya, Nenek Su yang mengaku, senang karena bisa makan daging qurban, dan mereka juga dapat mempererat tali kekeluargaan selama tinggal di hunian sementara (huntara) dengan kepedulian untuk bisa saling berbagi.

Nenek Su yang merupakan sapaan warga memanggilnya, merupakan salah satu penyintas tsunami yang sudah tua, dan hanya tinggal dipetakan seadanya hunian sementara ini. Bahkan untuk makan saja hanya mengandalkan dari belas kasih tetangga. Kesehariannya jauh sekali dari kata memenuhi kecukupan gizi, baginya asal bisa makan sesuap nasi maka itu sudah menjadi anugerah bagi nenek yang berumur 105 tahun ini.

“Terimakasih LAZ Harfa Banten, nenek sehari-hari makan harus nunggu bantuan dari tetangga, seadanya aja. Alhamdulillah pas qurban sekarang ngerasain lagi gimana makan daging qurban, walaupun alot.” tandas Nenek Su saat ditemui di kediamannya. (*/Ocit)

Honda