HIV/AIDS di Cilegon Setiap Tahun Meningkat 80 Kasus, Terbanyak Pelajar dan LGBT

CILEGON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon dan sejumlah elemen masyarakat menggelar rapat koordinasi terkait upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Cilegon, Kamis (15/8/2019), bertempat di aula kantor Dinkes Kota Cilegon.

Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah cepat yang dilakukan oleh Pemkot Cilegon dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Cilegon yang saat ini terbilang mengkhawatirkan.

“Situasi HIV/AIDS di Kota Cilegon dari tahun 2005 sampai Juli 2019 tercatat 804 kasus, adapun peningkatan kasus setiap tahunnya sekitar 70-80 kasus baru,” ucap Walikota Cilegon, Edi Ariadi dalam sambutannya.

Diterangkan Edi, mengingat hampir setiap tahun, ada peningkatan kasus HIV/AIDS di Kota Cilegon. Untuk itu, menurut Edi, diperlukan adanya sinergitas dan peran aktif dari berbagai pihak, baik perusahaan maupun masyarakat.

“Karena tanpa adanya kepedulian dan kerjasama, maka program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ini tidak akan memberikan hasil yang optimal,” ujarnya.

Diungkapkan Edi, bahwa kasus ODHA (orang dengan HIV AIDS) di Kota Cilegon ditemukan di berbagai kalangan masyarakat. Mirisnya, kalangan paling banyak terkena kasus HIV/AIDS adalah pelajar dan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Berdasarkan catatan pada Dinkes Kota Cilegon, 234 dari 804 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) meninggal dunia karena penyakit penyerta. Dari 804 ODHA itu pun, 451 orang HIV dan 353 orang sudah terkena AIDS.

Sedangkan jumlah tertinggi kasus HIV/AIDS tercatat terdapat di Kecamatan Pulomerak dengan jumlah 143 kasus. Tercatat di Pulomerak 80 orang mengalami HIV, 63 orang terkena AIDS, serta 48 orang meninggal karena penyakit penyerta.

“Pada tahun 2019 sampai bulan Juli sudah tercatat 18 kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Kota Cilegon. Data dan fakta ini kiranya sudah cukup untuk kita semua dalam melakukan tindakan reaksional dan cepat,” tegas Edi.

Untuk itu, ia pun menghimbau kepada seluruh pihak agar selalu memberikan perhatian dan pengawasan terhadap generasi-generasi muda agar tidak terpapar HIV/AIDS.

“Keberhasilan suatu bangsa diawalai oleh membina generasi muda, dan kehancuran suatu bangsa diawali oleh kehancuran generasi mudanya,” kata Edi

“Untuk itu, mari kita saling menguatkan komitmen dalam melakukan evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang telah kita lakukan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Edi pun meminta stakeholder pada lembaga pendidikan bisa turut serta memberikan sosialisasi agar bisa mengedukasi generasi-generasi muda akan bahaya HIV/AIDS.

“Saya harap stakeholder, terutama Dinas Pendidikan Kota Cilegon bisa memberikan sosialisasi pengetahuan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Lembaga pendidikan harus jadi corong untuk sosialisasi itu,” tandasnya. (*/Ndol/Red)

Honda