Isak Tangis Orangtua, Menunggu Kepulangan Nurhasanudin dari Wamena

SERANG – Satiman (61) dan Amisah (51) yang merupakan orangtua Nurhasanudin (28) salah satu warga asal Lingkungan Dalung, Kelurahan Dalung, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang hanya bisa mengucurkan air mata dan merasakan sedih yang mendalam mendengar putranya tak bisa pulang akibat kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua.

Kabar buruk itu sampai ke telinganya saat
mendapati telpon dari anaknya yang sedang mengadu nasib di Wamena. Dalam percakapan itu, putranya menyampaikan tak bisa pulang karena kehabisan uang transport pasca kerusuhan.

Dengan perasaan terluka, Satiman bercerita hasil percakapan dengan putranya, bahwa anaknya tak bisa pulang lantaran tak bisa berjualan akibat kerusuhan, hal itu berdampak pada pendapatan yang didapatkan oleh anaknya.

Dengan perasaan dipenuhi kekhawatiran yang mendalam Satiman hanya bisa menyarankan kepada anaknya untuk terus berdoa kepada sang illahi robi untuk menjaga keselamatan dan tetap bersabar menghadapi cobaan ini.

“Sabar aja dulu, mengungsi ke tempat yang aman saja,” cerita Satiman usai berkomunikasi dengan anaknya di kediamannya, Dalung, Kota Serang, Rabu (2/10/2019).

Perasaan yang bercampur, Satiman mencoba tegar mendapati cerita tersebut meski rasa khawatir terus membayangi dirinya. Pria asal Lingkungan Dalung itupun, pasrah hanya bisa berdoa kepada Yang Maha Esa.

“Namanya juga orang tua rasa khawatir pasti ada, tapi saya serahkan kepada kekuatan Yang Maha Esa pemilik alam semesta ini,” ucapnya sambil berlinang air mata.

Dalam kondisi perasaan yang gaduh akan kekhawatiran, Satiman merasa lega dengan habar yang didapatkan bahwa pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kota Serang saat ini sedang berupaya memulangkan anaknya dari negeri cendrawasih dengan jaminan ditanggung segala bentuk pembiayaan mulai dari transport dan makan.

“Semoga aja informasi bahwa pak Gubernur dan Walikota yang mau membiayai dan menjemput itu benar. Saya berterima kasih banget atas bantuannya,” ujarnya.

Ia berharap, anaknya segera bisa kembali ke Kota Serang dengan selamat.

“Anak saya ini sudah hampir 4 tahun di Papua, tapi sempet pulang sekali saat melahirkan anak pertamanya. Kalau bisa pulang, saya harap sih di Serang saja tidak usah kembali ke Papua,” harapnya.

Sebelumnya diberitakan, belasan warga asal Kabupaten Serang dan Kota Serang, yang terjebak dalam konfilik di Wamena, Jayawijaya, Papua meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membantu kepulangan mereka.

Saat dikonfirmasi Warga asal Kota Serang Nurhasanuddin mengatakan, pihaknya meminta pertolongan kepada Pemda karena saat ini dirinya beserta rekan-rekannya tidak bisa pulang karena kehabisan ongkos untuk pulang.

Hal itu disebabkan lumpuhnya perekonomian di sekitar Wamena karena konfilik yang berkepanjangan dan belum menemukan titik temu. Alhasil lelaki asal Banten tersebut tidak bisa berjualan yang mengakibatkan tidak adanya pemasukan ekonomi.

“Pengen pulangnya itu karena keuanganya gak ada, dan mau usaha lagi kondisinya seperti ini, sebentar-sebentar siaga satu jadi gak tenang,” kata Hasan saat dihubungi melalui sambungan telepon. (*/Ocit)

Honda