Banjir Bojonegara Kian Parah, Warga: Akibat Pemkab “Biarkan” Penambangan di Gunung

Dprd ied

SERANG – Semakin parahnya banjir di Kecamatan Bojonegara mendapat sorotan tajam dari aktivis lingkungan yang menduga bencana tersebut terjadi akibat rusaknya pegunungan di kawasan Bojonegara.

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Eksekutif NGO Rumah Hijau Supriyadi. Ia mengatakan, peristiwa banjir di beberapa desa di Kecamatan Bojonegara pada Senin (31/12/2019) malam dan yang lebih parah pada hari ini, Selasa (7/1/2020) pagi, akibat dari rusaknya kawasan hulu yakni pegunungan yang dieksploitasi oleh aktivitas tambang batu.

“Bukan hanya rumah warga, jalan-jalan dan pabrik juga terendam. Kami menduga fenomena banjir Bojonegara ini gara-gara kagiatan tambang yang seakan terus dibiarkan oleh Pemkab Serang,” ungkapnya.

“Ini penyebab banjir Bojonegara,” imbuhnya sambil menunjukan video derasnya aliran air yang turun dari pegunungan.

dprd tangsel

Selain itu, Supriyadi juga menilai pihak pemerintah lamban dalam menanggulangi banjir di Bojonegara dengan menghentikan aktivitas pertambangan,  penghijauan kembali dan normalisasi aliran Kali di wilayah tersebut.

“Bagaimana Bojo tidak banjir kalau alam dirusak begitu, karena gunung-gunung dengan pepohonannya sebagai daerah serapan air tidak lagi menyerap air. Apa ada penambang yang melakukan rekondisi atau penanaman pohon kembali? Kalau pemerintah tanggap harusnya sebelum musim penghujan Kali juga dinormalisasi dong,” bebernya.

Untuk itu, Supriyadi mendesak Pemkab Serang dan aparat hukum terkait untuk segera menghentikan aktivitas tambang guna mencegah kembali terjadinya bencana banjir yang merugikan semua pihak.

“Solusinya, kami medesak Pemkab Serang tegas untuk urusan tambang, meski perusahaan kantongi ijin Galian C, mesti dikaji ulang ijinnya. Karena sudah dampaknya. Dan kami menduga, kegiatan galian C di Bojonegara terindikasi dibekingi oknum,” tandasnya. (*/Ilung)

Golkat ied