Heboh Hantavirus, Ini Alasan Kamu Gak Perlu Panik

Sankyu

FAKTABANTEN – Seorang pria yang meninggal di China pada Senin lalu dinyatakan positif hantavirus. Menurut laporan Global Times, di provinsi Yunnan, China, seorang pria meninggal dalam perjalanan kembali ke provinsi Shandong.

“Dia dites positif untuk #hantavirus. 32 orang lainnya dalam bus juga ikut dites,” tweet outlet berita tersebut, seperti dilansir USA Today, Rabu, 25 Maret 2020.

Tweet yang diunggah di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 ini telah dibagikan lebih dari 15 ribu kali dan menimbulkan kepanikan baru karena kabarnya, virus ini punya tingkat kematian mencapai 38 persen. Tetapi itu tidak berarti kamu harus khawatir pandemi lain akan datang.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, hantavirus adalah keluarga virus yang menyebar melalui tikus. Meskipun negara-negara di seluruh dunia dalam siaga tinggi karena kekhawatiran virus corona, tidak ada indikasi bahwa hantavirus akan menjadi ancaman kesehatan masyarakat global.

CDC menyebut, kasus-kasus hantavirus jarang terjadi. Dan virus ini menyebar sebagai akibat dari kontak yang dekat dengan urine, kotoran, atau air liur hewan.  Jenis tikus tertentu di Amerika Serikat dapat membawa virus ini dan ditularkan ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi.

“Hantavirus yang menyebabkan penyakit manusia di Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain,” kata CDC di situs webnya.

Sekda ramadhan

Menurut Dr. Tania Elliott dari NYU Langone Health di Manhattan, kepada MarketWatch, hantavirus bukan jenis virus baru, melainkan sudah ada sejak lama, mungkin berabad-abad. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini paling banyak terjadi di China dengan jumlah 16.000 sampai 100.000 kasus per tahun.

Hantavirus menyebabkan penyakit pernapasan parah yang bisa berakibat fatal. Gejalanya meliputi kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah perut. Batuk dan sesak napas dapat terjadi kemudian karena paru-paru dipenuhi cairan.

Namun tidak seperti virus corona yang menyebar cepat dari orang ke orang melalui percikan batuk atau bersin pasien yang positif, hantavirus biasanya ditularkan lewat kontak dengan tikus; kencing, kotoran, dan air liurnya.

Dari 1993 hingga 2017, hanya ada 728 kasus hantavirus yang dikonfirmasi di Amerika Serikat, dan sebagian besar tidak fatal. Sebagai perbandingan, sejak kasus virus corona pertama diidentifikasi di AS akhir Januari lalu, ada 46.805 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi secara nasional, menurut Universitas Johns Hopkins. 

Pada Mei 1993, wabah hantavirus terjadi di daerah antara Arizona, New Mexico, Colorado dan Utah. Pada 2012 di Yosemite mengakibatkan 10 orang sakit. Di tujuh negara, 17 orang terinfeksi dalam wabah di tahun 2017.

CDC juga mencatat, tidak ada gejala penyakit dari hantavirus yang sudah dilaporkan di AS yang ditularkan melalui orang ke orang. Jadi sederhananya, hindari kontak dengan tikus untuk mencegah terjangkitnya hantavirus ini. (*/Viva)

Honda