Kasda Pindah Ke BJB, Politisi Ini Mati-matian Bela Bank Banten

Dprd ied

SERANG – Perpindahan Kas Umum Daerah (Kasda) dari Bank Banten kepada Bank BJB nampaknya tak sejalan dengan harapan politisi yang ada di Banten. Dukungan Kasda untuk tetap berada di Bank Banten datang dari salah satu Anggota DPRD Banten.

Adalah Ade Hidayat. Ia menilai meski dalam keadaan seperti apapun, Bank Banten saat ini tetap harus dipertahankan menjadi bank pembangunan daerah. Menurutnya Bank Banten adalah merupakan aset yang berharga bagi Pemprov Banten.

“Jadi harus dipertahankan, kalau gak sehat harus disehatkan, kalau lemah ya harus dibikin kuat,” ucap Ade Hidayat saat dikonfirmasi, Selasa. (28/4/2020).

Ade mengharapkan agar Bank Banten jangan sampai lemah bahkan kolaps. Pasalnya, bagi dia jika ada orang yang mematikan Bank Banten adalah sebetulnya orang yang tidak paham sejarah orang Banten dan kebanggaan orang Banten.

“Initinya harus tetap hidup tidak boleh mati, dan ini terus berlanjut, Bank Banten harus bangkit kembali,” katanya.

Kemudian, Wakil Ketua Komisi III DPRD Banten itu mempertanyakan rencana merger Bank Banten ke dalam Bank BJB.

dprd tangsel

“Ini ngapain sibuk-sibuk merger, ngidupin bank punya orang, kita sendiri sudah punya bank ko, malah dibiarin. Gimana jalan pikirannya, jadi kalau bilang gak sehat, atau ada yang bilang Bank Banten sebentar lagi akan mati, tolong jelaskan matinya kenapa, jangan dimatiin dong, harus diperkuat, disehatkan, saya yakin bisa sehat ko, masalahnya kecukupan modal. Dalam pelaksanaan dan operasional kinerjanya baik aja, itu karena kekurangan modal aja. Tapi kemudian, sebagai pemilik saham pengendali terakhir harus perhatian, apa yang kurang di Bank Banten, manajemennya kasih masukan, perbaiki jangan dibiarin,” tegas Ade yang merasa prihatin dengan kondisi Bank Banten saat ini.

Selain itu, politisi Gerindra ini menyayangkan sikap pemerintah kabupaten/kota se-Banten yang tidak menyimpan Kasdanya melalui Bank Banten.

“Untuk kabupaten kota ya kapan lagi sih, mari kita bangun kebanggan kita. Kalau kita membangun mulai dari budaya kita, menjadi satu kenanggaan kita Inshaallah bisa kita membangun,” terang Ade.

“Kita tuh harus bangga bahwa Banten itu dulu menjadi daerah yang punya pemerintahan mandiri, punya mata uang sendiri, punya bank sendiri, masa hari ini sudah ada dibiarin mati. Apapun masalah Bank Banten tidak sehat ke, lahir dengan cara sungsang ke ya kan, gimana mau tumbuh baik kalau tidak diperhatikan, dan tidak ditumbuhkan dengan baik, itukan persoalannya,” lanjut Ade.

Diungkapkan Ade, persoalannya yang dianggap penting dan mahal itu adalah membangun peradaban daerah, salah satunya melalui Bank Banten.

“Akan apa ceritanya, peradaban ke depan yang tertoreh dalam catatan sejarah. Banten gagal gak punya bank kan ripuh itu namanya, ini bukan persoalan selera, atau tidak selera, sakit atau tidak sakit, ini soal peradaban. Ini adalah peradaban orang Banten, harus diselamatkan, harus hidup tetap hidup, harus bersaing dengan bank-bank lainnya,” ujarnya

“Letakan kepentingan pribadi, mari kita junjung kepentingan bersama orang Banten, ini kepentingan orang Banten,” imbuh Ade mengakhiri. (*/JL)

Golkat ied