Ilmuwan Peneliti Virus Corona asal China di AS Tewas Ditembak

WASHINGTON DC – Seorang ilmuwan China yang bekerja untuk penelitian tentang virus corona di Amerika Serikat (AS) ditemukan tewas tertembak.

Dilansir CNN, Bing Liu (37), ditemukan tewas pada Sabtu pekan lalu di rumahnya di pinggiran Kota Pittsburgh di mana dia bekerja sebagai seorang asisten profesor peneliti di bidang Computational & Systems Biology Department, School of Medicine, Universitas Pittsburgh.

Bing Liu, ditemukan tewas dengan kondisi luka tembak di kepala, leher, dada dengan mengenaskan, menurut Departemen Kepolisian Ross.

Penyelidik percaya bahwa orang kedua yang tidak dikenal-menurut keterangan media AFP bernama Hao Gu (46) yang ditemukan tewas di mobilnya telah menembak dan membunuh Liu sebelum kembali ke mobil dan bunuh diri.

Bing Liu dikatakan hampir mengungkapkan penemuan signifikan terkait virus corona. Petugas polisi mengatakan insiden yang terjadi itu disebabkan oleh perselisihan keduanya sebagai pasangan intim (pasangan sejenis).

Berdasarkan laporan WTAE pada Rabu (6/5/2020), kematian Liu juga tidak berkaitan dengan penelitian yang dilakukannya.

Kartini dprd serang

Meski begitu, rupanya warganet di media sosial tetap menaikkan isu teori konspirasi yang mengatakan bahwa Liu menjadi target karena dia tengah mempelajari virus corona.

“Bing Liu telah dibunuh oleh pemerintah yang korup,” tulis seorang pengguna di Twitter, “Dia hampir mengungkap kebenaran tentang Covid-19 dan bagaimana sebenarnya virus itu berasal dari AS.”

Pengguna media sosial lainnya punya kesimpulan berlawanan. Mereka menyarankan agar ada investigasi atau penyelidikan terkait pembunuhan profesor asal China itu.

Mereka menyebut, “profesor asal China itu dibunuh atas perintah pemerintah komunis China.”

Para kolega Liu di Universitas Pittsburgh berduka akan kematian profesor itu. Mereka mengatakan akan melanjutkan penelitian Liu.

“Bing telah berada di ambang temuan yang signifikan untuk memahami mekanisme seluler yang mendasari infeksi Sars-Cov-2 dan dasar seluler dari komplikasi tersebut,” kata pihak Universitas Pittsburgh dalam sebuah pernyataan.

“Kami akan berupaya untuk menyelesaikan apa yang telah dia mulai sebagai bentuk penghormatan kepada keunggulan ilmiahnya.” Katanya. (*/Kompas)

Polda