Politisi Golkar Cilegon Kritisi Perpecahan Internal PKS, Saling Menjatuhkan Terkait Pilkada?

Sankyu



CILEGON – Mesin politik partai untuk menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cilegon 2020 mulai kembali dipanaskan, meskipun masih dalam suasana Pandemi Covid-19.

Sejumlah Parpol telah memastikan dukungan kepada para bakal calon dan membentuk koalisi, seperti Golkar-NasDem sudah mengusung Ratu Ati Marliati, dan koalisi Berkarya-PKS yang sudah lebih siap dengan pasangan Helldy-Sanuji.

Usai perkembangan terbaru terkait koalisi Pilkada Cilegon mencuat, sejumlah elite Parpol nampak mulai saling melayangkan statement sindiran dan serangan-serangan isu kepada pihak lain yang berpotensi menjadi lawan. Terbaru elite Golkar sempat berseteru dengan Haji Iye yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN).

Terbaru, Politisi Golkar Cilegon Irfan Ali Hakim juga meluncurkan sindiran kepada PKS, dimana saat ini kondisi PKS dianggap mulai melemah setelah pecah kongsi dengan kader-kader yang membentuk Partai Gelora. PKS di Pilkada Cilegon mengusung Ketua DPW-nya Sanuji yang berpasangan dengan Helldy Agustian.

Di akun facebooknya, Irfan Ali Hakim memposting tulisan yang mendeskreditkan PKS, dan mengapresiasi tokoh-tokoh Partai Gelora.

“Refleksi: Mengagumi kalangan muda kritis, Bintang ILC Fahri Hamzah dkk,” tulis Irfan, Rabu (3/6/2020) lalu, sambil menautkan capture gambar yang berisi sindiran ke PKS.

Sekda ramadhan
Postingan Facebook / Dok

Sindiran terhadap PKS oleh Tim Pemenangan Ratu Ati Marliati di media sosial ini, ternyata langsung juga direspon oleh Ketua DPD PKS Cilegon, Abdul Ghoffar.

Ghoffar langsung berkomentar seakan membela partainya itu.

“Insyaa Alloh yang lebih bagus dari FH di PKS seambrek kang, hanya saja tidak pernah muncul, tidak perlu harus memisahkan diri, konsisten dengan nilai2, bukan justru kebalik yang orientasi nya “kesejahteraan”?,” ujar Ghoffar.

Mendapati komentar Ketua PKS, Irfan Ali Hakim yang juga Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan DPD Golkar Cilegon langsung menyambutnya dengan mencecar pertanyaan.

“Abdul Ghoffar assalamualaikum kang ustad gofar, minal aidin wal faizin dulu dari saya pribadi. diskusi hangat nih, kalo dari sudut pandang saya, FH, AM, MS, itu aset bangsa, kita kaget saja sampe ekstrim keluar dari PKS mendirikan partai baru yang dipandang lebih membuka ruang pikir yang dinamis mungkin. menurut kang ustad, apakah selama ini FH tidak konsisten dengan perjuangan PKS?” tulis Irfan lagi membalas.

Saut-sautan di kolom komentar antara Irfan dan Ghoffar terus terjadi, dimana Politisi Golkar terus mengkritik dan sebaliknya Ghoffar langsung memberikan pembenaran.

Entah apa maksud dari letupan di media sosial yang dimunculkan oleh Politisi Golkar jelang Pilkada kali ini. Namun nampaknya PKS mulai tersinggung dengan kritik Golkar yang menyasar internal partai yang mengusung Helldy-Sanuji ini.

Panjang lebar, Abdul Ghoffar juga menjelaskan dalam kolom komentar.

“Irfan Ali Hakim saya tidak hendak mendiskusikan FH cs yang sudah berpisah (keluar) dari PKS, tapi setiap organisasi punya AD/ART yang itu disepakati oleh semuanya, mungkin PKS berbeda dengan organisasi politik lain, karena di PKS ada namanya “Majelis Syuro” yang anggota ya perwakilan dari semua propinsi yang proporsional dengan jumlah anggota inti PKS, jadi di PKS itu unik pemegang kekuasaan tertinggi itu musyawarah “Majelis Syuro” untuk memutuskan hal2 yang strategis, dan kami mengenal adagium “hati2 terhadap dua tipe orang yaitu orang atheis yang memang tidak ada kebaikan disisi agama dan orang sholih yang tidak memahami makna “disiplin organisasi”. Karena kalau orang2 sholih itu merasa “dia” sudah berbuat baik dan mungkin melampaui yang lain, maka ketika kemudian karena ketidak sabarannya dengan organisasi jika “mereka” keluar dari orgamisasi maka khalayak umum akan berkata : “ada apa dengan organisasi ? koq orang Sholih saja keluar”? Nah itu saya kira itu bedanya PKS dengan orpol yang lain.
Yang dipentingkan itu keutuhan organisasi (institusi) bukan ketenaran individu.
Kisah menarik adalah kalau organisasi diibaratkan sebuah bangunan maka dari bangunan itu ada salah satu fungsi paku pasak yangenjadi penyangga atap bangunan, saking tidak sabarnya karena tidak pernah terlihat oleh khalayak maka paku pasak itu mencoba melepaskan diri dari tiang atap bangunan tersebut lalu lama kelamaan atap bangunan itu “roboh” karena ditimpa hujan lebat dan paku tadi ikut juga dalam aliran air hujan sehingga sampailah ke got yang kemudian takdirnya paku itu jadi karatan dan tidak punya makna lagi, boro2 dipungut oleh orang sudah karatan sehingga tidak ada manfaatnya lagi, lalu tiba2 ada orang lain yang berusaha memperbaiki bangunan tersebut walau di awal dicibir buat apa banhuna yang sudah roboh diperbaiki kembali ? dan denga tekun orang karena kesabarannya bisa mendirikan kembali bangunan tersebut dan menambah yang simpati walaupun di awal sempat dicibir “under capacity” itu kira2 ilustrasi nya. Hampura sedantene,”
tulisnya.

Akun media sosial lain juga turut mengomentari adanya saut-sautan antara politisi Golkar dengan PKS Cilegon ini.

Akun bernama Nur Ikhsan Ansori menilai tidak etis sikap politisi yang saling mengomentari internal partai lain, terlebih ada hal dan isu penting yang malah terabaikan dan luput dari diskusi para politisi.

“Kang Abdul Ghoffar dan kang irfan mohon maaf sebelumnya Maaf kang irfan Kalau diskusi antara 2 partai yg berbeda ga bakalan ada titik temunya, yg terlihat justru bukan diskusinya malahan saling mencari kelemahan dan kesalahan partai lawan diakusinya, jd klo mah berbeda partai ga bisa disebut diskusi, krn masing2 akan saling menyalahkan partai lawan dan membenarkan partai sendiri yg blm tentu dua2nya salah apalagi dua2nya benar, klo mau diskusi coba diskusikan Mslh yg lain, contohnya apa benar skr ideologi komunis berlindung dlm demokrasi? Coba diskusikan oleh Golkar dan PKS jgn mendiskusikan partai masing2 ga bakalan ketemu titiknya, maaf saya bkn org partai,” tulisnya.

Apakah polemik di media sosial ini, merupakan bentuk ketegangan yang telah dimulai antara elit parpol. Dimana PKS dan Golkar diketahui akan berbeda poros di Pilkada Cilegon 2020. (*/Red)



Honda