Isteri dan Keluarga Terlapor Pelaku Asusila di Cilegon Berikan Bantahan

CILEGON – Perkara hukum yang saat ini tengah menjerat seorang tokoh berinisial H asal Kota Cilegon, membuat pihak keluarga angkat bicara. Dimana, menurut isteri dari H, yang dituduhkan merupakan kekeliruan yang direkayasa.

Isteri dari H bernama Nurbaiti mengungkapkan, apa yang saat ini dituduhkan kepada suaminya, merupakan sebuah kekeliruan yang direkayasa. Sebab, jauh sebelum kasus tersebut mencuat, H beserta keluarganya mengenal betul sosok A yang disebut sebagai korban dalam kasus pelecehan seksual.

“Tetangga beda kampung, cuma masih satu Kecamatan. Awalnya, salah satu keluarga A minta tolong ke kami untuk ikut bekerja. Sebagai tetangga, akhirnya salah satu kakak A diajak oleh suami saya (H) untuk bekerja di Cilegon. Semenjak saat itu, setiap ada masalah, keluarga A selalu meminta bantuan kepada kami,” ungkap Nurbaiti, Kamis (3/9/2020) di kediaman adik dari suaminya.

Sampai, tengah malam diakhir Tahun 2019, orangtua A memberikan kabar bahwasanya A sedang terkena masalah. Dimana A digrebek bersama seorang pria di dalam sebuah kamar. Karena malu, orangtua A meminta agar A dibawa ke Cilegon dengan meminta bantuan kami.

Mengingat posisi A masih berstatus pelajar, lanjut Nurbaiti, orangtua A meminta bantuan agar A dimasukkan ke salah satu sekolah di Kota Cilegon, dengan meminta bantuan agar biaya anak sekolahnya dilunasi.

“Setelah semua selesai, karena butuh tempat tinggal, kebetulan ada rumah yang jarang ditempati, kami akhirnya mempersilahkan A dan keluarganya tinggal di salah satu rumah kami yang berada di Palas. Disana bukan hanya A, tapi kedua orang tuanya dan juga dua orang kakak A ikut tinggal disana,” ucapnya.

Namun sayangnya, niat baik dari H dan Nurbaiti dimanfaatkan secara tidak baik oleh keluarga A. Setelah berjalan beberapa lama, di Kampung saya beredar isu kalau suami saya sudah menikahi A. Sebenarnya isu ini sudah lama beredar jauh sebelum keluarga A tinggal di Cilegon. Karena selama di Kampung, karena sering kami bantu, rupanya keluarga A mengaku kalau A sudah menikah dengan suaminya. Dan saat tinggal di Cilegon, isu itu semakin kencang beredar.

“Bahkan ibu A bilang ke orang-orang, tuh sekarang aja saya (orangtua A) tinggal di Cilegon. Dikasih rumah, disekolahin. Banyaklah dia mengarang cerita ke orang-orang, hingga akhirnya sampai informasi itu ke saya dan membuat saya marah. Akhirnya atas kesepakatan dari keluarga saya, kami terpaksa meminta keluarga A untuk meninggalkan rumah tersebut dan suami saya semenjak keluarga A tinggal di Cilegon sudah tidak tahu menahu, karena semuanya saya yang ngurusin mereka langsung. Taunya balasan mereka malah seperti ini,” ucap Nurbaiti.

Setelah keluarga A meninggalkan rumah tersebut, lanjut Nurbaiti, rupanya orangtua A meminta bantuan kepada Amaludin salah satu pegawai Nurbaiti untuk mencarikan kontrakan supaya A bisa terus melanjutkan sekolahnya di Cilegon.

Nurbaiti juga mengaku akan melaporkan balik perkara tersebut ke pihak Kepolisian, karena dianggap sudah membuat laporan palsu dan mengganggu keharmonisan keluarganya.

Hal senada diungkapkan Awaludin yang merupakan pegawai H, dimana orangtua A memohon dicarikan kontrakan, akhirnya tanpa sepengetahuan H dan istrinya, kami carikan. Jadi H dan istrinya (Nurbaiti) tidak tahu. Tiba-tiba di bulan Mei, ia dengar bos saya (H) dilaporkan ke polisi.

“Ini tiga bulan setelah tidak ada kabar dari keluarga A. Keluarga sempat mengancam Nurbaiti lihat aja tanggal mainnya. Saya rusak rumah tangga kamu. Mendengar itu jelas saya marah, ini orang kok dibantu malah ngelunjak,” kata Awaludin, yang mengaku mengetahui kronologis awal semua cerita karangan yang dibuat keluarga A.

“Sempat orangtua A di awal itu menawarkan kepada H untuk menikahi salah satu anaknya. Namun H menolak karena menganggap A dan kakaknya B seperti anak sendiri dan karena H sudah mempunyai istri yang tidak lain merupakan tetangga Nurbaiti. Dan sebenarnya yang membantu keluarga A itu Nurbaiti istrinya H. Kok malah nusuk dari belakang. Ternyata ada udang dibalik batu. H itu orang baik, suka membantu. Dan setiap mau menolong orang, beliau (H) selalu meminta izin ke istrinya dan seterusnya istri H (Nurbaiti) yang menjalankannya. Termasuk saat ingin membantu keluarga A. Apalagi keluarga A ini merupakan tetangga di kampung Nurbaiti,” tutur Awaludin.

Selain keluarga A, sambung Awaludin, sudah banyak tetangga lainnya yang juga dibantu oleh H dan istrinya.

Ia pun menyayangkan, perlakuan dari keluarga A yang melaporkan H dengan tuduhan palsu.

Ditempat yang sama, Hasan Basri paman Nurbaiti sempat mempertanyakan perihal tersebut ke keluarga A.

“Saat itu saya tanya ke orangtua A, mereka mengaku gak terjadi apa-apa. Tapi kok tiba-tiba ada laporan dan parahnya status H kini menjadi DPO (Daftar Pencarian Orang). Saya juga menyayangkan adanya pemberitaan sepihak di beberapa media tanpa mencari keterangan dari H ataupun istri dan keluarganya. Harusnya kan yang namanya media atau wartawan tahu itu,” tandasnya.

Pihaknya mengaku merasa dirugikan dengan adanya pemberitaan tersebut, dan membuat kondisi psikologis Nurbaiti (istri H) menurun.

“Dampaknya luar biasa, Nurbaiti berkali-kali mendapatkan pertanyaan dari beberapa tetangga dan mengaku stress. Kasian juga anak-anaknya yang masih kecil. Setiap hari menanyakan ayahnya. Alhamdulillah komunikasi H dan keluarga saat ini sudah normal kembali, maka dari itu kami berani untuk mengungkapkan ini ke publik,” ujarnya.

Diketahui, saat ini H dan Nurbaiti istrinya memiliki tiga orang anak dimana dua anaknya masih berstatus balita dan anak yang pertama saat ini berstatus sebagai pelajar. (*/A.Laksono).

Honda