LDII Banten Minta Warga Saling Bantu dan Dukung Kebijakan Pemerintah Terkait Covid-19

Dprd ied

SERANG – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Banten sejalan dengan sikap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII, yang berharap masyarakat meningkatkan kepeduliannya, di tengah penerapan kembali kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta.

Penjabat (Pj) Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso meminta, masyarakat meningkatkan kepeduliannya, dengan tetap menjaga kebersihan, dan kesehatan. Ia berharap, warga menjalani pola hidup bersuh dan sehat (PHBS), serta berolahraga untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

“Terutama ketika berada di luar rumah tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mengenakan masker, dan selalu mencuci tangan. Setelah beraktivitas di luar rumah,” ujar Chriswanto Santoso, Senin (14/09/2020).

Chriswanto menambahkan, bahwa LDII telah sukses melaksanaan beberapa agenda organisasi, baik tingkat nasional. Hingga, ke kabupaten/kota dengan sistem daring, dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Ketua LDll Banten Edwin Sumiroza mengatakan, pihaknya sejalan dengan arahan DPP, dengan mengajak masyarakat lebih mengutamakan kemaslahatan umat, atau warga lainnya. Dengan prinsip, tidak membahayakan diri sendiri, maupun orang lain,

“Yang dalam kaidah fikih, disebut sebagai la dharara wala dhirara. Kita harus menghindari bahaya bagi diri maupun masyarakat lainnya,” kata Edwin, Selasa (15/09/2020).

LDII Banten terus mengajak DPD baik di Kabupaten, atau Kota yang ada di Banten, untuk terus membantu, dan menyukseskan program pemerintah di wilayah masing-masing terkait pandemi. Dimana, bila berada di wilayah zona hijau, atau menerapkan new normal, LDII meminta warganya tetap menerapkan protokol kesehatan.

dprd tangsel

“Bila zona merah, sesuai anjuran pemerintah, kami menghentikan kegiatan pengajian tatap muka, dan menggantinya dengan pengajian secara daring (online). Sehingga tak terjadi konsentrasi warga,” ucapnya.

Kemudian, Peneliti wabah dari Griffith University Australia dr. Dicky Budiman, M.Sc, PH. PhD mengatakan, saat wabah global terjadi tak ada satupun negara yang kebal, apalagi dalam era yang semakin global saat ini. Satu pojok negara dengan negara lain, hanya butuh waktu 36 jam untuk penyebaran wabah.

Menurutnya, dunia Islam zaman dahulu, sangat berpengalaman dalam menghadapi wabah, karena Islam melalui Alquran, dan Alhadist sudah mengajarkan pengobatan dan prinsip-prinsip karantina. Kemudian dunia Barat juga, melaksanakan prinsip-prinsip karantina tersebut.

“Wabah membuat beragam masalah, bahkan Ibadah Haji sangat dibatasi dan anak-anak sekolah diliburkan. Dan yang jadi ketakutan negara adalah masalah ekonomi,” ujar Dicky Budiman.

Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 DPP LDII, dr. Dani Pramudya, Sp.EM, mengatakan, dengan adanya PSBB kedua, ia mengingatkan kembali agar warga benar-benar mematuhi protokol kesehatan, dan lebih disiplin dengan menghindari kerumunan.

“Terutama bagi warga yang tinggal di kompleks dan perkampungan yang padat, agar membiasakan menjaga jarak dan menggunakan masker. Untuk menghindari paparan virus corona yang terpenting adalah melaksanakan protokol kesehatan,” tutup Dani.

Sebelumnya, Pada Senin 14 September 2020, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali melakukan PSBB usai mendapati peningkatan paparan virus corona (Covid-19) pada kluster perkantoran, dan keluarga. Imbas dari hal tersebut, bukan hanya wilayah Jakarta yang mengalami masalah sosial, namun juga berdampak ke kota-kota besar di sekitarnya, bahkan hingga ke Yogyakarta, dan Surabaya.

Dimana, bila mengambil pengalaman PSBB sebelumnya, warga yang tak lagi bekerja di Jakarta, memilih kembali ke kampung halamannya masing-masing. Hal tersebut memicu penyebaran wabah di berbagai provinsi terutama di sekitar Jakarta, hingga Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (*/A.Laksono).

Golkat ied