Adik Walikota Cilegon Jadi Pj Sekda, Bentuk Nepotisme dan Ada Kepentingan Pilkada

Ks ramadhan

CILEGON – Walikota Cilegon Edi Ariadi Jumat (9/10/2020) hari ini melantik adik kandungnya menjadi Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda), untuk menggantikan Sari Suryati yang memasuki masa pensiun pada Oktober ini.

Sontak saja kebijakan yang diambil Edi Ariadi ini menuai polemik di kalangan masyarakat. Terlebih saat ini masuk tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dimana Edi yang juga menjabat Ketua DPW NasDem Banten ikut mengusung calon walikota yang merupakan petahana karena merupakan wakilnya.

Pengurus DPD PAN Kota Cilegon Didi Iskandar, menegaskan kekecewaannya soal praktik yang dinilainya sebagai nepotisme pada sistem Pemerintahan Kota Cilegon.

Sekda ramadhan

Baca juga: Penunjukan Maman Sebagai Pj Sekda Cilegon ikut Disetujui Ratu Ati

“Kecewa dengan sudah dilantiknya Sekda, apalagi adiknya pejabat itu,” ujar Didi melalui pesan Whatsapp, Jumat.

Kecaman lebih keras diungkapkan Ketua DPD Himpunan Pemuda Al-Khairiyah (HPA) Kota Cilegon, Ismatullah.

Pemuda Al-Khairiyah ini menilai, praktik dinasti kekuasaan di Kota Cilegon itu sudah terbangun secara massif dalam sistem pemerintahan.

“Nepotisme jelas terlihat dimana Maman Mauludin adalah adik kandung dari Walikota Cilegon. Posisi Sekda itu paling basah dan strategis di pemerintahan,” kata Ismat saat dihubungi wartawan.

Ismat juga menilai, jenjang karir di ASN Pemkot Cilegon tidak lagi dinilai berdasarkan kompetensi. Tetapi seperti sudah terpola sejak lama, bahwa siapa pun yang menjadi pendukung walikota akan cepat mendapatkan promosi.

“Padahal jabatan strategis di Pemkot Cilegon hanya diisi oleh orang-orang tertentu yang berada dalam lingkaran penguasa saja. Kami meragukan bahwa Pak Maman itu memiliki kompetensi yang lebih baik, dibanding lainnya,” jelas Ismat.

HPA mengkaji bahwa sistem pemerintahan di Kota Cilegon sudah membentuk dinasti politik, termasuk di lingkungan pejabat ASN.

“Dulu Pak Edi ini berpasangan dengan Pak Iman dua periode, dia juga menjadi Sekda pada era Pak Aat Safaat (ayah dari Tb Iman Ariyadi) menjabat sebagai Walikota. Jika masih dalam lingkaran yang sama tentu pembentukan dinasti akan terlihat jelas,” bebernya.

Ismat juga mengungkapkan, bahwa pengangkatan Maman ini patut diduga ada skenario kepentingan politik Pilkada Cilegon, dimana Partai NasDem Banten yang dipimpin Edi menginginkan tambahan dukungan dari kalangan ASN untuk calon walikota yang diusungnya.

“Mengingat Bu Ati yang merupakan adik Iman Ariyadi sedang cuti sebagai Wakil Walikota Cilegon karena maju dalam Pilkada. Agar kebijakan pemerintahan menguntungkan petahana, harus diangkat Sekda yang satu barisan dan sejalan dengan kepentingan itu,” tegas Ismat.

“Jadi tak heran, dinasti dan nepotisme bisa merugikan ASN lainnya, yang terhalang mendapatkan promosi jabatan. Jika sudah begini Cilegon jalan di tempat,” pungkasnya.

Diketahui, melalui Surat Keputusan Nomor: 800.05/Kep.286-BKPP/2020 tentang Pengangkatan Penjabat Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Walikota Edi Ariadi mengakui bahwa pengangkatan Maman sudah hasil kesepakatan dirinya dengan Wakil Walikota dan Sekda sebelumnya.

“Pembahasan itu dilakukan sebelum Bu Wakil cuti (kampanye calon kepala daerah-red) dan sebelum Bu Sekda pensiun,” ujar Edi. (*/A.Laksono)

Dprd