Tak Ada Biaya Berobat, Bocah Miskin di Cilegon Tergolek Lemas di Gubuk Rongsokan

Dprd ied

CILEGON – Malang benar nasib yang dialami Ali Usman (7) putra ketiga pasangan suami istri (Pasutri) yang berprofesi sebagai pemulung Jaya (40) dan Siti Umyanah (38).

Disebabkan orang tuanya tidak ada biaya untuk mengobati penyakit tifus yang dideritanya, bocah Ali Usman ini harus tergolek lemas di lapak rongsokan yang berlokasi di Link Priuk Nyi Kambang RT 02 RW 03, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang.

Umyanah ibu dari Ali Usman menceritakan, putra ketiganya ini sudah hampir tiga hari lalu tergolek lemas di gubuk tempat menyimpan rongsok. Khawatir suhu tubuhnya meninggi akhirnya putranya itu sempat dibawa ke bidan terdekat.

“Namun setelah diperiksa oleh bidan. Bidan itu menyarankan agar secepatnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon. Setelah saya membayar saya langsung membawanya ke RSUD dan diperiksa oleh seorang dokter jaga yang ada di RSUD tersebut,” ungkap Umyanah kepada Fakta Banten, Rabu (21/10/2020) malam.

Setelah menunggu beberapa jam di RSUD, Umyanah mengaku menerima hasil diagnosa dokter bahwa anaknya menderita tifus dan harus dirawat. Namun perawatan sang anak gagal, karena tidak bisa menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimiliki.

“Dari keterangan dokter tersebut katanya anak saya mengidap penyakit tifus dan perlu perawatan beberapa hari. Namun ketika saya mengiyakan agar anak saya perlu dirawat dokter tersebut menanyakan kepada saya dengan apa akan membayar saya langsung spontan mengeluarkan KIS, setelah diambil kartu tersebut oleh perawat alangkah kagetnya saya perawat itu mengatakan kalau KIS yang dimiliki itu sudah tidak aktif lagi,” ujar Umyanah dengan mata berkaca – kaca.

Masih dikatakan Umyanah, karena KIS milik anaknya tidak aktif lagi, dia bingung harus bayar pakai apa untuk biaya perawatan, sementara uang yang ada di dompet hanya cukup buat ongkos pulang dan untuk makan besok.

dprd tangsel

“Kemudian saya menceritakan hal ini kepada suami saya. Suami saya langsung keluar mencari pinjaman untuk menebus biaya perobatan. Walaupun pihak rumah sakit tetap mempertahankan agar anak saya tetap dirawat, saya tetap mau bawa pulang saja, karena saya fikir uang dari mana lagi untuk membayar nanti jika harus berlama-lama di rumah sakit,” ucapnya.

Untuk memastikan rasa penasarannya, soal Kartu Indonesia Sehat yang diberikan oleh pemerintah itu tidak aktif lagi, Umyanah mengaku sempat mampir di minimarket hanya untuk menanyakan benarkah bahwa KIS milik putranya itu sudah tidak aktif.

“Sambil bawa anak saya pulang, mampir ke mini market saya bukan untuk belanja, tapi cuma mau menanyakan kartu sehat anak saya kok tidak aktif. Dari kasir yang ada di mini market itu saya dapat kejelasan bahwa memang benar kartu sehat itu sudah tidak aktif, dan yang paling saya tidak habis fikir kok bisa yah saya dibilang menunggak selama empat bulan. Padahal kartu sehat itu pemberian dari pemerintah dan katanya dibayarkan oleh pemerintah, padahal bebarapa waktu lalu kartu sehat itu masih bisa digunakan,” jelasnya.

Terpisah, Ali Rohman selaku perwakilan RT setempat membenarkan ada warganya yang sakit dan terbaring lemas dan terpaksa pulang dari ruang perawatan RSUD Cilegon karena tidak ada biaya untuk berobat.

“Ya, benar ada warga yang sakit, karena tidak ada biaya terpaksa pulang cepat dari rumah sakit, saat ini anak itu terbaring lemas di gubuk lapak rongsokan,” ungkapnya.

Ali Rohman menambahkan, sebenarnya keluarga itu adalah warga Link Terate Udik RT 03 RW 02, Kelurahan Masigit. Namun karena keluarga itu tidak punya tempat tinggal di alamat tersebut, akhirnya dia menempati gubuk lapak sambil mengais rezeki menjadi pemulung.

“Keluarga Pak Jaya itu sebenarnya warga Kelurahan Masigit. Namun karena dia tidak punya untuk berteduh dan tidak punya penghasilan, akhirnya keluarga itu menempati gubuk lapak sambil mengais rezeki menjadi pemulung,” tukasnya. (*/Red/Rizal)

Golkat ied